Siapakah Orang yang Dipikirkan oleh Allah, Begini Penjelasannya

Ilustrasi Orang dipikirkan Allah

ORANG yang dipikirkan oleh Allah, adalah orang yang tidak memikirkan pribadinya sendiri itu adalah maqolah guru kami Syekh Achmad. Maksudnya ialah seseorang yang mengabdikan pribadinya demi kemanfaatan bagi sesama, maka Allah akan menjamin kebutuhannya.

QS Al Hasyr ayat 9
وَيُؤْثِرُوْنَ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۗوَمَنْ يُّوْقَ شُحَّ نَفْسِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَۚ
dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas pribadinya sendiri, meskipun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga pribadinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Bacaan Lainnya

Tipe seperti ini sangat langka sekarang ini, karena ia rela mengorbankan kepentingannya dan berbuat sesuatu bukan untuk pribadinya demi membawa kemanfaatan untuk sesama. Contohnya seorang yang bekerja demi keluarganya, maka ia rela banting tulang demi mencukupi keluargamya dan ia juga akan merasakan hasilnya. Seorang guru yang ikhlash dalam mengamalkan ilmunya, maka ia akan memberikan manfaat ilmu kepada muridnya, serta otomatis ilmunya juga akan bertambah.

Sehingga ketika kita meringankan beban orang lain, maka beban kita sendiri juga ringan. Sebaliknya jika kita tidak mau peduli dengan orang lain (egois), maka beban kita juga terasa berat akibat terkucilkan dari masyarakat.

QS Hud ayat 6.
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) pada bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Ia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Dan juga jika kita bisa menjadi wasilah (perantara) untuk kebutuhan orang banyak, maka Allah juga akan memberikan porsi yang banyak pula. Namun bila kita tidak mau menjadi wasilah ( egois), maka Allah juga hanya akan memberikan sebatas porsi untuk kebutuhannya sendiri.
Untuk itu manusia sebagai makhluq sosial, haruslah saling membantu meringankan beban sesama, dengan berbuat kemanfaatan untuk orang banyak. Karena manusia yang terbaik adalah yang paling banyak manfaatnya untuk sesama, bukan hanya ibadah untuk pribadinya sendiri. (Atz)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *