Setahun Revitalisasi Ronggeng Deli, Ajungan Sumut TMII Sajikan Pergelaran Khusus Pada 16 April 2016

Foto: Komunitas Ronggeng Deli yang selalu melahirkan syair pantun spontanitas (ist)

HAMPIR setahun sudah proses revitalisasi Ronggeng Deli di Anjungan Sumatera Utara – Taman Mini “Indonesia Indah”. Sebuah gerakan kebudayaan yang menuntut daya kreatif yang militan. Kesenian Ronggeng Deli yang di habitat asalnya, di tanah Deli, sudah nyaris punah, kini berusaha bangkit.

Foto: Komunitas Ronggeng Deli. (ist)
Foto: Komunitas Ronggeng Deli. (ist)

Untuk lebih menggairahkan lagi, Sabtu malam (16/4/2016) mulai 19.30 Komunitas Ronggeng Deli akan menyajikan Pergelaran Khusus dii Anjungan Sumatera Utara TMII, di halaman rumah Melayu Anjungan Sumatera Utara TMII.

Bacaan Lainnya

Menunjukkan kualitasnya. Belasan seniman diapora Melayu yang bermukim di Jakarta, membentuk Komunitas Ronggeng Deli. Sebuah perhimpunan yang diharapkan berkembang menjadi ruang budaya yang menghidupi kesenian, yang menurut etnomusikolog Rizaldi Siagian, adalah kesenian yang cerdas.

“Kesenian yang merangkum ragam peradaban, mulai dari Hindu, Islam, kolonial, dengan warna-warni India, Cina, Arab, Persia, hingga Portugis,” kata Kepala Anjungan Sumut TMII, Tatan Daniel, Senin (11//4/2016).

Kesenian yang menuntut pelakunya piawai melafazkan idiom sastrawi, lanjutnya, dengan pantun dan seloka Melayu, piawai juga bermain musik, bernyanyi dan menari menuruti resam dan grenek Melayu.

“Revitalisasi ronggeng Deli akan terus berjalan, membangun regenerasi senimannya, publiknya, serta jaringan penunjangnya. Mencari panggungnya yang telah lama hilang. Jika dulu, ronggeng Deli bermain di tepi sungai Deli, maka kemarin tiba-tiba ia hadir di Gedung Kesenian Jakarta,” bebernya.

Merayakan perhelatan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2015. Dan sukses membuat Menteri Kebudayaan, Anies Baswedan asyik menari dalam irama ‘Tanjung Katung’ dan ‘Anak Tiung’. Bermain pula di panggung rakyat di Kuningan (Jawa Barat) dalam even Workshop dan Temu Ronggeng se-Jawa, yang juga dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Lalu tampil di sebuah gedung Galery Kustkring, di Menteng, di hadapan para ahli dan peneliti Fulbright se-ASEAN.

Mengundang segenap pencintanya, untuk bersilaturahmi dan merayakan resam Melayu lewat seni ronggeng. Even yang dirancang khusus dengan menampilkan suasana kampung Melayu “tempo doeloe” itu, diharapkan dapat menjadi engobat rindu dan membangkitkan motivasi bersama untuk merawat kesenian indah yang nyaris punah itu. Even tersebut bertajuk “Kedai Ronggeng Deli”.

Semacam ruang aktivitas sosial, budaya, dan ekonomi dengan semangat kerakyatan. Kopi bisa dipesan, dan pisang goreng dihidangklan. Madah dan juadah bersatu menawarkan sajian budaya yang menyentuh emosi dan kenangan tentang kampung halaman yang sayup di Hamparan Perak, Labuhan, Paya Nibung. (gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan