Sambut Hari Pangan, IKAPPI: Indonesia Belum Capai Kemandirian Pangan

JAKARTA –  Hari Pangan Dunia yang jatuh pada Sabtu (7/6/2020) kemarin,  Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) merespon, bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. 

Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945. 

Bacaan Lainnya

“Pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan rakyat. Apalagi di masa pandemi seperti Ini. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi dan kesenjangan yang lebih tinggi,” kata Ketua Bidang Organisasi DPP IKAPPI, Miftahudin, Minggu (7/6/2020).

Di beberapa negara terjadi Berbagai gejolak sosial dan politik jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.

Indonesia sedang mengalami Ujian berat pada ketahanan Pangan Nasioanal. Mulai persoalan Impor, sampai ketidak mampuan Kementrian Perdagangan mengendalikan harga.

“Contohnya Bawang Putih dan Gula Pasir. Konsumsi Bawang putih kita masih di dominasi impor Cina dan masalah harga Gula pasir yang tak kunjung normal sejak 5 bulan terakhir,” katanya.

Masa pandemi ini, lanjutnya,  harusnya menjadi momentum bagi bangsa ini untuk berbenah, ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu serta terjangkau bagi semua lapisan masyarakat adalah kunci keberhasilan pangan Nasional. 

“Banyak cara yang bisa di lakukan Antara lain mengerahkan sumber daya BUMN untuk ikut berperan serta dalam me jaga ketahanan pangan Nasional. Termasuk komitmen kemetrian pertanian dan Perdagangan adalah kunci keberhasilan pangan kita,” ucapnya.

Sejak awal tahun kita di sibukan oleh banyaknya persoalan harga pangan, mulai Dari tingginya harga Bawang Putih, Cabai, Bawang Merah, Daging, Ayam dan Telur. 

“Fluktuasi harga Ini dapat mendorong rendahnya daya beli masyarakat. Maka momentum Hari pangan Nasioanal Ini dapat menjadikan acuan agar pangan kita lebih kuat dan kelak kita dapat swasembadapangan,” demikian Miftahudin. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan