Rimbo Panti Penyimpan Kesejukan dan Kehangatan (1)

Foto: erbang pemandian air panas Rimbo Panti.(Kirana Kejora)

Oleh. Kirana Kejora

“Bumi Saujana, maknanya, sejauh mata memandang tanah tempat kita berpijak dan yang ada di seputar pandang, yaitu, alam, sebagai sumber segala kehidupan yang wajib terjaga, selamanya”

Bacaan Lainnya

Kekayaan hutan tropis jika tak kita jaga akan menipis, lalu meninggalkan tangis anak cucu yang tak bisa menikmati surga dunia yang begitu manis.

Foto: Jembatan ke sumber air panas Rimbo Panti. (Kirana Kejora)
Foto: Jembatan ke sumber air panas Rimbo Panti. (Kirana Kejora)

Begitu melekat di kedua mata, lalu mengikat mata hati saat saya mendapat kesempatan dari Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi  dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk bisa terbang ke Pulau Andalas. Tepatnya terbang ke langit Sumatera Barat, untuk menulis apa yang saya lihat, dengan, dan rasa, di salah satu Taman Wisata Alam Air Panas Rimbo Panti yang merupakan bagian dari Cagar Alam Rimbo Panti.

Jarak yang jauh harus ditempuh, tak akan memupus semangat karena kecintaan saya pada alam. Rimbo Panti yang masuk Kabupaten Pasaman, sekitar 229 km dari Padang. Perjalanan darat begitu menyenangkan bagi saya yang memang selalu merindukan berada di antara rerimbunan pohon dengan hijau daunnya. Warna hijau bagi saya adalah kehidupan.

Alam semesta mendukung. Cuaca sejuk dengan sesekali turun hujan rintik, turut menyegarkan pikiran. Ragamnya pemandangan elok di sepanjang jalan, juga wisata kuliner yang rancak bana, membuat saya melupakan jauhnya jarak yang ditempuh.

Hutan bukit terbelah jalan dengan tikungan-tikungan tajam, belokan-belokan yang cukup membuat perut mual jika tak terbiasa jalan darat, apalagi jika perut kosong. Lumayan menyiksa bagi mereka yang mabuk darat, perlu minum obat penahan rasa mual, anti mabuk.

Namun bagi saya rugi sekali jika tidur sepanjang jalan, karena begitu elok rimbunan pohon, lembah, bukit, aliran sungai di tebing mau pun bibir bukit yang berada di sepanjang jalan.

Beragam jenis pepohonan menyegarkan pandangan mata saya yang selama ini banyak menjelajah dunia maya. Saya sering berlama-lama menatap layar monitor laptop yang membuat kering mata saya, selain pedih dan begitu perih.

Dari Bandara Minangkabau Padang, setelah melewati Padang Panjang, Lembah Anai, Bukit Tinggi, Plupuh Agam, dan Lubuk Sikaping Pasaman, akhirnya  dengan memakan waktu perjalanan sekitar 6 jam, sampailah kami di kawasan Rimbo Panti.

Terlihat gapura mungil menyambut dengan ucapan ramah “Selamat Datang di Obyek Wisata Rimbo Panti Kab. Pasaman”

Selain jernih, mata saya cukup merasa nyaman, ringan, dan menjadi terang memandang hutan yang penuh cerita. Permata Hijau di Pasaman Timur ini,  berjarak 30 km dari Lubuk Sikaping, ibukota Kabupaten Pasaman, kota perbatasan antara provinsi Sumatra Barat de¬ngan provinsi Sumatra Utara.

Nama Rimbo Panti, berasal dari kata “rimbo” dalam bahasa Minang, yang berarti “rimba” dalam Bahasa Indonesia, dan Panti adalah lokasi terdapatnya obyek wisata ini, yaitu di Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman.

ONDE MANDE!

Terbentang hutan di kedua sisi jalan, tepatnya di jalan by pass Bukit Tinggi – Medan dengan berbagai macam pohon dan akarnya yang bergantungan  menyambut. Udara begitu sejuk beraroma air tanah nan segar menjadi sensasi tersendiri ketika melewati rimbo sepanjang satu kilo meter ini.

Foto: Tealag Air panas Rimbo Panti (ist)
Foto: Tealag Air panas Rimbo Panti (ist)

Spontan, camera saya langsung menangkap beberapa ekor monyet yang santai bercengkerama di akar maupun batang pohon. Ada juga yang bertengger  di pagar batu rendah sebagai pembatas antara bibir jalan dengan rimbo.

Taman Wisata Alam Rimbo Panti luasnya 570 ha dari 2.550 ha Cagar Alam Rimbo Panti karena kekayaan flora dan faunanya. Terdapat banyak sekali  spesies hewan dan tumbuhan sebagai penghuni hutan tropis ini.

Kawasan Rimbo Panti mempunyai lereng yang bervariasi, mulai landai sampai curam dengan konfigurasi lapangan yang berbukit-bukit dan berawa-rawa.  Flora didominasi family Apocinaceae, Guttiferae, Lauraceae, dan Dipterocarpaceae.

Banyak sumber air panas yang membentuk telaga-telaga kecil, selalu mengalir dari perut Rimbo Panti memiliki daya tarik tersendiri, juga menjadi tujuan  utama kunjungan para wisatawan, baik lokal maupun dari manca negara.

Kemudian saya memasuki kawasan sebelah kiri jalan, Pemandian Air Panas Rimbo Panti. Tempat parkir kendaraan lumayan luas, berada di depan kolam  pemandian yang terbagi menjadi dua tempat meski tempatnya menyatu.

Kolam pemandian air panas untuk lelaki dan wanita sendiri-sendiri. Panasnya air sekitar 35-40 derajat Celcius. Lumayan untuk menghangatkan badan,  membuang segala penat dan lelah. Kolam air panas dilengkapi dengan kamar mandi dan kamar ganti.

Ketika saya berkunjung, berbarengan dengan lomba menyanyi dan penutupan orientasi sekolah untuk murid baru dari SMK Pariwisata Bina Potensi  Pasaman. Suasana cukup riuh dan lumayan membuat saya enggan beranjak melihat wajah-wajah generasi penerus itu begitu cerah, penuh semangat  belajar. (bersambung/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan