Seorang petani menemukan benda cagar budaya di dekat rumahnya, RT 04 RW 02, Dusun Pulerejo, Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Rabu (17/9/2014). Ketika itu sang petani sedang mengambil ratusan ikan Bawal yang mati di kolam.
Batu relief berbentuk persegi panjang yang merupakan hiasan ambang pintu candi atau biasa disebut Kala, ditemukan warga saat melakukan penggalian kolam ikan di Dusun Pulerejo, RT4/2, Bokoharjo, Prambanan.
Setelah dilaporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta, tadi siang, petugas langsung melakukan proses eskavasi. Batu itu pertama ditemukan oleh Untoro (33), pada Rabu 17 September 2014.
Petani itu bernama Untoro, pria kelahiran 1979 ini pertama kali menemukan batu relief itu di dalam kolam. Ia menemukannya pada Rabu (17/9/2014) sore saat tengah membersihkan kolam ikan di lahan kas desa yang disewanya. Titik lokasi temuan berdekatan sebelah timur sungai opak dan berada di sisi barat Candi Sewu.
Saat ditemui, Untoro menceritakan pada awalnya tidak berencana membersihkan kolam karena Ikan Bawal yang ditanamnya sudah di ambang panen.
Tetapi pada pekan lalu, ia merugi karena tiba-tiba ikan miliknya mati hingga mencapai ratusan ekor. Jika ditotal lebih dari tiga kwintal ikan mati tak dapat dipanen.
Akibat ikan mati tersebut, Untoro berniat untuk menguras seluruh isi kolam karena dimungkinkan air keruh terpengaruh kondisi kolam. Sisa ikan yang diperkirakan sekitar setengah kwintal pun dipindahkan ke kolam sebelahnya.
Ia juga berniat untuk menambah kedalaman kolam yang memiliki panjang sekitar 10 meter itu. Tetapi saat proses itu terjadi, Untoro terganjal dengan adanya sebuah batu yang dicangkulnya.
“Cangkul sampai patah, awalnya saya kira hanya batu biasa ternyata panjang. Setelah saya bersihkan ada motifnya seperti buto,†katanya.
Rencananya, batu relief itu akan dibawa ke Prambanan untuk dilakukan penelitian. Hingga kini, proses eskavasi masih terus dilakukan petugas di lapangan. (gr)
Foto: ist