BANJARMASIN – Mempertahankan budaya sungai tidak semudah membalikkan tangan. Diperlukan sebuah terbosan untuk mempertahankannya. Dalam kaitan itu, Pemko Banjarmasin, Kalaimatan Selatan, menggelar ‘Festival Jungkung Bungas Indonesia’ pada 23 September 2017.
“Tujuan digelarnya Festival Jukung Bungas Indonesia yakni memperhankan budaya sungai. Yakni aktifitas jual-beli para ibu-ibu di tengah sungai,” kata Kabid Pengembangan Pariwisata Disparseni Kota Banjarmasin, Huzaimi, saat dihubungi, Sabtu (16/9/2017).
Huzaimi menyampaikan, bahwa kegiatan ini untuk menarik wisatawan bahwa Banjarmasin punya pasar terapung alami.
“Para ibu-ibu penjualnya punya ketrampilan seni secara berkelompok. Selain itu, pasar terapung juga menumbuhkan rasa persatuan warga yang kuat,” ujarnya.
Rencananya, acara dibuka tepat pada pukul 08.30 Wita oleh Komunitas Photographer AURA BORNEO dengan supervisi oleh disbudpar Banjarmasin. Disponsori oleh PT Pegadaian (Persero) Area Banjarmasin melaksanakan event yang paling unik, menarik dan spesifik karena hanya satu-satunya atraksi ini yg ada di dunia.
Dilaksanakan di tengah sungai Martapura Banjarmasin, depan menara pandang, yakni berup, Parade perahu sampan lokal (jukung) yang akan diikuti oleh 80 orang acil-acil (ibu-ibu) pedagang pasar terapung yang selanjutnya membentuk berbagai formasi dan kreasi bunga-bunga dan tulisan-tulisan kreasi di tengah sungai.
Selain itu, digelar juga perlombaan keindahan dan keunikan pakaian dan accesories khas banjar serta ketrampilan mendayung para acil-acil (ibu-ibu) pedagang akan dinilai oleh team juri.
Event ini dimaksudkan agar budaya/tradisi sungai lestari dikenal di seluruh Indonesia dan manca negara guna meningkatkan kunjungan wisatawan khususnya ke kota Banjarmasin.
(gardo)