Perdagangan Kuno Timur-Tengah Tersimpan di Ladang Tebu

MEDAN – Ditemukannya barang purbakala berupa kaca kuno yang diyakini dari Timur Tengah di situs Bulu Cina Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara.

“Kami terkejut, di atas ladang tebu PTPN 2 Bulu Cina, kami mendapatkan temuan permukaan arkeologis yang relatif banyak berupa kaca kuno asal Timur Tengah. Kaca kaca ini ditemukan di atas areal tanaman tebu yang pengolahan tanahnya menggunakan traktor,” kata Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Sumatra Utara, Dr. Phil. Ichwan Azhari, Jumat (14/6/2019).

Sejarawan, pengajar dan ahli filologi Indonesia ini mengatakan, traktor itu sudah bekerja puluhan tahun di situ, mengangkat sedimentasi lapisan tanah bagian bawah untuk penanaman tebu (mulanya tembakau).

“Bersamaan dengan itu terangkatlah ke atas ratusan ribu benda benda arkeologis. Benda benda itu menyimpan kisah, cerita panjang, tafsir dan bukti perjalanan sejarah internasional yang terkubur di ladang tebu,” ungkapnya.

Team Balai Arkeologi Sumatera Utara pimpinan Ery Sudewo yang melakukan survei permukaan di situs Bulu Cina Kecamatan Hamparan Perak Deli Serdang. (ist)

Foto foto kaca asal Timur Tengah ini, lanjut Ichwan Azhari, saat dikirimnya ke Edward Mckinnon, dikatakannya sebagai bukti penting yang menguatkan uraian Wolters tentang adanya jaringan perdagangan Kuno poros Persia-Tiongkok-Sumatera berdasar sumber sumber tertulis Tiongkok.

Sebaran kaca Persia di ladang tebu yang sepertinya limbah tak berguna ini, ternyata sangat penting sebagai bukti peran Sumatera dalam sejarah perdagangan kuno dunia. Uji laboratorium sangat diperlukan atas temuan kaca kaca kuno Timteng ini.

“Dan di bawah terik matahari saya pada Rabu, (12/6/2019) ikut memunguti ratusan benda benda arkeologis yang tersebar di ladang tebu.

Hal iitu dilakukannya bersama Team Balai Arkeologi Sumatera Utara pimpinan Ery Sudewo yang melakukan survei permukaan di situs Bulu Cina Kecamatan Hamparan Perak Deli Serdang.

“Terimakasih pada kepala Balai Arkeologi Sumut pak Ketut Wiradnyana yang mengirimkan Team Survei Balar ke lokasi penting ini dan semoga diagendakan suatu program eskavasi untuk mengungkap lebih dalam keberadaan situs ini,” bebernya.

Sejak dua tahun belakangan ini, ungkapnya, Situs Bulu Cina menghebohkan karena banyaknya, sampai 30 arca ditemukan warga yang bekerja di ladang tebu, arca Budha abad 7 (ada arca yang bersepuhan emasa, red), beberapa tablet dengan inskripsi kuno sezaman era Sriwijaya, di kawasan Melayu pra Islam ini.

“Sumatera sebagai Swarnadwipa, Swarnabhumi, tanah emas, negeri kaya, termaktub dalam lembaran catatan catatan kuno di berbagai negeri,” katanya.

Tindak lanjut survei ini, diharapkan akan diadakan eskavasi arkeologis di beberapa titik setelah panenan tebu berlangsung.

“Temuan-temuan ini akan merubah pengetahuan kita tentang kejayaan Sumatera di masa lalu sebagai salah satu magnit perdagangan dunia yang penting,” bebernya.

“Bukti sebenarnya Sumatera sebagai Swarnadwipa, negeri emas, dalam arti nyata dan simbolis. Dulu begitu, sekarang pun Sumatera dengan kekayaannya tetap jadi rebutan, jadi poros pengurasan pihak luar, tak berdaya, tanpa kita mau belajar dari sejarah?” katanya.

Apa arti temuan-temuan kaca ini bagi kita saat ini,? ?(bagi kaum yang mau berpikir, seperti yang disebut dalam kitab suci)?. Ah ladang tebu yang manis itu (gr)

Keramik, dan tembikar Cina, Vietnam, Burma dan Persia bahkan keramik Eropa berserakan di rumah petani tebu Bulu Cina PTPN 2, Deli Serdang. (kolekasi Ichwan Azhari)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *