Peran Wanita Paloh Blancang Sikapi Limbah dalam Festival Payau Puan Paloh

oleh -33 views

MEDAN | Bisanews.id |

Festival Payau Puan Paloh akan diselenggarakan Sabtu-Minggu/11-12 Maret 2023 di Aliran Paloh Blancang, Jl. Kota Cina Lingkungan VII, Kelurahan Paya Pasir, Medan Marelan. Paloh Blancang adalah sebentuk aliran anak sungai di sekitaran pesisir yang berair payau; percampuran air tawar dan air asin ketika pasang surut laut.

Hal ini dikatakan Herawanti Handayani penyelenggara Program Layanan Produksi Kegiatan Kebudayaan Kategori Pendayagunaan Ruang Publik 2022-Perseorangan dari Indonesiana Kemendikbudristek sebagai salah satu pekarya seni yang terpilih dari Medan, Sumatera Utara dalam temu pers yang diselenggarakan di Kaffee Tonggo Medan, Kamis (16/2/2023) .

“Paloh menjadi sesuatu yang sangat penting untuk mengukur kualitas air bersih. Sepuluh tahun yang lalu warga masih mudah mencari udang di sepanjang paloh, sekarang jangankan udang, ikan pun tak ada bersebab sudah dikotori sampah dan limbah plastik, ” ujar wanita akrab dipanggil Bunda Dedek ini.

Festival ini kata dia, semacam perayaan posisi dan fungsi perempuan pinggiran paloh menikmati pasang surut air sebagai upaya menemukan, menggali, mempresentasikan kearifan lokal terkait ekosistem yang ada di area Paloh dalam bentuk ekspresi budaya.

“Paloh menjadi pusat kreatifitas kaum perempuan menciptakan pasar paloh, permainan tradisional, wisata air dengan merawat ekosistem yang ada di dalamnya. Ada 50 emak-emak memproduksi dan menjual kuliner maupun kerajinan tangan berciri khas pesisir di Pasar Paloh. Kita akan mengubah stigma kumuh, kotor dan bau yang selama ini melekat di paloh menjadi tempat yang bersih, asri, nyaman dan edukatif, ” ujarnya.

Pencemaran air di wilayah Paloh Blancang mempengaruhi cara mencari nafkah, bersikap dan tradisi berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Masyarakat air paloh yang selama ini bergantung pada kehidupan air mengalami kepanikan sosial dan ekonomi.

“Di sepanjang paloh masih ditemukan beberapa jenis mangrove dan hutan nipah, biasanya ketika air pasang anak-anak sekitar paloh akan terjun bebas bermain air di paloh. Ketika air mulai surut, emak-emak bergegas mengayuh sampannya mencari lokan dan menancapkan bubu kepiting bakau. Setiap harinya mereka menyerut nipah yang nantinya dijual ke penampung untuk diolah jadi dupa dan atap, ” sambunganya.

Selain itu di pinggiran paloh blancang kata bunda, terdapat juga daun Jaruju yang bisa diolah menjadi kripik serta ikan terubuk yang bisa diolah menjadi ikan asin, buah nipah juga bisa diolah jadi minuman segar.

Seiring dengan pembangunan kota yang semakin cepat, berdampak pada kondisi sosial, ekonomi, budaya dan perniagaan. Emak-emak dan kaum perempuan lainnya di pinggiran Paloh Blancang terpaksa meninggalkan paloh.

“Mereka beralih profesi menjadi pemulung, buruh pabrik dan kuli pabrik. Akhirnya festival ini kami gelar untuk mengembangkan fungsi paloh sebagai ruang ekonomi kreatif,” ujarnya.

Berangkat dari harapan itu, festival ini pun melibatkan secara aktif kaum perempuan yang ada di wilayah pinggiran paloh dan sekitarnya sebagai pelaku ekonomi kreatif dari berbagai usia dan latar belakang. Serta dapat menarik sebanyak-banyaknya pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat.

“Kami menargetkan 5000 pengunjung hadir pada perhelatan Festival Payau Puan Paloh ini yang berlangsung selama dua hari,” lanjut Herawati Handayani menguraikan.

Untuk menghadirkan pengunjung sebanyak itu acara ini menyajikan 10 menu kegiatan dalam festival ini, yaitu: Para Puan Membasmi Sampah di Paloh, Puan Mengambil Lokan, Permainan Rakyat Emak-Emak di Air, Puan Beradu Renang di Paloh, Anak Puan Atraksi Air Pasang, 50 Emak Masak Kuliner Pesisir, Sampan Beradu Bakat Para Puan, Pasar Pinggir Paloh, Ruang Bebas Para Puan Berekspresi, Pergelaran Teater Emak-Emak.

Beberapa tahapan telah dilakukan untuk mewujudkan agenda ini, yaitu: Riset lanjutan kearifan lokal di area paloh, sosialisasi dan mobilisasi warga perempuan pinggiran paloh untuk berpartisipasi aktif, membentuk tim kerja partisipatoris dari warga, melaksanakan agenda kerja sesuai linimasa yang ditetapkan. Peran serta perempuan yang tumbuh dan berkembang di wilayah pinggiran paloh ini menjadi kunci keberhasilan kegiatan.

“Setelah kegiatan ini telah dipersiapkan tindak lanjut program yang berkelanjutan secara fokus dan spesifik mengelola aliran paloh blancang sebagai wisata air dengan muatan kuliner Melayu pesisir, permainan dan olahraga air tradisional, ruang seni pertunjukan, perawatan dan pelestarian ekologi di paloh, ” terangnya.

Dengan program berkelanjutan ini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam segala bidang yang dimotori kaum perempuan pinggiran paloh.

“Kami merancang setelah Festival Payau Puan Paloh akan menggelar Pasar Paloh Spesial Ramadhan,” pungkasnya.
(yub)