JAKARTA – Penyair Emi Suy meluncurkan buku kumpulan puisi tunggalnya yang kelima berjudul Ibu Menanak Nasi hingga Matang Usia Kami. Sebelumnya Emi sudah memiliki empat buku kumpulan puisi tunggal, yaitu Tirakat Padam Api (2011), serta trilogi Sunyi yang terdiri dari Alarm Sunyi (2017), Ayat Sunyi (2018), serta Api Sunyi (2020).
“Buku ini merupakan cerminan keseharianku. Aku seringkali berhadapan dengan cermin diri melakukan perbincangan dengan diri sendiri, sebagai makhluk individu juga sebagai mahkluk sosial. Dua hal yang mau tidak mau melekat dalam kehidupan ini. Aku sangat menikmati percakapan diri sendiri. Hening. Tanpa suara, namun berkata dalam batin. Selain sajak-sajak persembahan untuk Ibu, melalui buku sajak ini aku ingin mencatat perenungan dan permenungan dalam hidupku tentang segalanya hingga hari ini. Rasa syukur yang mendalam.”, demikian Emi Suy menjelaskan (29/1/2022).
Penyair Joko Pinurbo yang dikenal dengan nama Jokpin mengatakan dalam epilognya untuk buku ini, “Dalam kumpulan puisi Emi Suy ini terdapat sejumlah sajak yang merupakan devosi terhadap sosok seorang ibu. Penghayatan atas sosok ibu yang bersumber dari dunia batin seorang penulis perempuan ini menunjukkan kompleksitas makna yang terkandung dalam kata “ibu”.
Dari sinilah kemudian muncul semacam spiritualitas keibuan yang mewarnai imajinasi, sikap, dan bahasa ekspresi penyair dalam penulisan karya-karyanya.”
Sementara itu Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri, mengatakan dalam catatan apresiasinya, “Emi Suy, penyair yang mengaku kerap menjadi ‘tumbal puisi’ dengan ‘Tekad Jadi Penyair’, yang dimatangkan hidupnya dengan Sang Ibu, kiranya tentulah diharapkan melahirkan sajak-sajak yang bernas matang, sebagaimana saya rasakan dalam membaca sebagian sajak-sajaknya dalam kumpulan ini.”
Sastrawati asal Bali, Oka Rusmini menuliskan apresiasinya, “Emi Suy menata kata-kata itu seperti menata sebuah jamuan besar yang menawarkan kerit dengan tema yang menarik untuk digarap lebih tajam, lebih liar, karena persoalan domestik dan citra benda-benda di dalamnya sesungguhnya milik semesta kehidupan itu sendiri, semesta kemanusian.”
Buku ini memuat 43 puisi pilihan yang dibuat dalam kurun waktu tahun 2019-2022. Prolog diberikan oleh Riri Satria, sementara itu epilog oleh penyair senior Joko Pinurbo.
Ikut serta memberikan apresiasi pada buku ini adalah Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri, sastrawati asal Bali Oka Rusmini, budayawan D. Zawawi Imron, budayawan Kyai M. Faizi, pakar sastra dari Universitas Negeri Malang Prof. Djoko Saryono, penyair dan Guru Besar Ekonomi Prof. Prijono Tjiptoherijanto, penyair yang pernah menjabat Kepala Arsip Nasional RI Irawan Sandhya Wiraatmaja serta komposer dan pianis Ananda Sukarlan yang pernah menggubah puisi Emi menjadi musik klasik untuk piano.
Berbicara tentang sosok penyair Emi Suy sendiri, Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia serta pengamat ekonomi digital dan kreatif, Riri Satria, mengungkapkan, “Saya mengamati bahwa Emi adalah sosok pembelajar yang baik dalam proses kepenyairannya, dan mencatat berbagai kemajuan dalam setiap gelombang yang dilewatinya. Emi memang memiliki bakat alam dan belajar dari kesehariannya, banyak memiliki tacit knowledge ketimbang explicit knowledge dalam berpuisi dan proses kepenyairannya. Saya sering mengatakan kepada Emi, you are poetic street smart, Emi!”
Emi Suy lahir di Magetan, Jawa Timur, 2 Februari 1979 dengan nama Emi Suyanti adalah salah seorang pendiri dan pengurus komunitas Jagat Sastra Milenia serta sekretaris sekaligus anggota dewan redaksi Sastramedia.com.
Selain itu, Emi adalah seorang aktivis sosial serta lingkungan hidup, dan salah seorang pendiri komunitas Jejak Langkah yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan.
Buku puisi Ayat Sunyi terpilih menjadi Juara Harapan III Buku Terbaik Perpustakaan Nasional RI Kategori Buku Puisi tahun 2019, sedangkan buku Api Sunyi masuk nominasi 25 besar Sayembara Buku Puisi yang diselenggarakan Yayasan Hari Puisi Indonesia tahun 2020.
Puisi Emi sudah dimuat di lebih dari 120 buku kumpulan puisi bersama, serta di berbagai media nasional, antara lain Banjarmasin Post, Suara Merdeka, Media Indonesia, serta Kompas. Nama Emi Suy juga terdapat dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia yang diterbitkan oleh Yayasan Hari Puisi Indonesia (2018). (red)