JAKARTA – Bagi pelukis Hardi melukis adalah mengikuti kata hati. Ketika hiruk-pikuk Pilkada DKI menghantui warga Jakarta, pelukis Hardi mengkespresikan tentang sosok Ahok di atas kavas.
Bagi pelukis beraliran ekspresionis, melukis sosok Ahok bukan kali pertama. Ini lukisan keempat tentang Ahok.

“Sejak beliau fight dengan DPRD. Kami membela lewat demo poster sejak dua tahun yang lalu dan sering sebagai Narsum di talkshow di Jaktv,” kata pria kelahiran Blitar, Jawa Timur, 26 Mei 1951 ini, Rabu (24/5/2017).
Tentang lukisan yang digoresnya, Hardi pun berkata, inilah balada kejujuran yang kalah.
“Pak Ahok walaupun tak ngerti seni,vtapi kejujurannya tak diragukan. Pak Ahok dihukum dua tahun atas pilntiran politik penodaan agama? Agama tak bisa dinodai, tak bisa di enyek, tak bisa di nista. Ia ageming aji. Agama adalah ruhani. Bkan politik,” tutup seniman yang karyanya terdiri dari beragam tema dan obyek dari yang bernilai filosofis, historis, religius hingga yang bernilai sosial, humanistik, dan politik. Berbagai tema itu menjelma dalam bentuk seni grafis, lukisan, kolase foto seni dan sketsa hitam putih.
Ukuran:
100x150cm
Acrilyk on canvas
Judul:
A HOK DIPIDANA, KISAH KEJUJURAN
Priduksi:
KP Hardi Mei 2017.