YOGYAKARTA – Pasar kangen. Mungkin hanya ada di Jogjakarta. Dan inilah pasar dengan banyak keunikan. Karena hanya menjual makanan-manan tradisional.
Ada sekitar 120 stan makanan, semua punya keunikan. Aneka makanan tradisional ada, mulai dari belalang goreng, nasi jagung, tiwul, gatot, ongol-ongol, aneka botok, sampai makanan paling unik nyaris punah pun ada.
“Saya sempat hadir, kamis (18/7/2019) di hari ke lima. Bingung dan kewalahan. Saya harus mencoba makanan yg ada, karena semuanya unik, dan menggoda. Tak pelak, saya pun melakukan icip-icip hingga kewalahan. Sampe saya harus bungkus di bawa pulang ke hotel,” kata Agi Sugiyanto menceritakan kenangannya, Rabu (31/7/2019).
Pasar kangen, dibilang kangen karen hanya di buka setahun sekali selama 9 hari, ditutup sabtu (20/7/2019) kemarin.
Pencetusnya, salah satu diantaranya, Ong Harry Wahyu, seniman Yoyakarta yang sudah nggak asing lagi. Sejak 12 tahun lalu, pasar kangen dibuka, pesertanya mbludak. Pengunjungnya pun nggak kalah antusias. Apalagi akhir pekan, pengunjung penuh sesak.
Ketia ditanya, melihat animo pengunjung antusias, kenapa nggak dibikin setahun dua atau tiga kali?
“Kalau sering-sering digelar, jadi nggak kangen lagi. Karena digelar setahun sekali, supaya menciptakan rasa kangen,” kata Ong Harry Wahyu.
Suasan terasa seperti pesta rakyat. Pengunjung dan penjual makanan berbaur. Ada space panggung didirikan, dengan gelaran kesenian tradisional, seperti ketoprak dan tarian.
Pasar kengen, mengingatkan kita suasana tempo dulu. Tidak ada ornamen modern, semua di tata denga balutan ornamen tradisional. Mulai dari tulisan tangan, bahkan stan dibangun dengan menggunakan bahan ala kadarnya.
Celoteh para penjual, dan tulisan yang ada, coba menggoda pengunjung untuk beli. “Hono coroko, cobo botoke,” teriak seorang anak muda penjual botok di stan Toko Botok. (***)