PARADE Budaya dan Bunga 2016 yang digelar di Surabaya meriah. Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Surabaya ke-723 ini menampilkan aksi 20 reog dan 15 singo barong dari Persatuan Unit-unit Reog Ponorogo Surabaya.
Berbagai atraksi pun digelar, diantaranya menampilkan puluha

n reog dan jaranan. Hal ini tentu menarik perhatian masyarakat. Warga pun tumplek di sisi jalan, mulai dari Jalan Pahlawan sampai Taman Surya Balai Kota Surabaya. Beberapa singo barong melakukan atraksi tarian mistik setelah cambuk milik para warok dibunyikan.
“Kepada warga Surabaya yang saya cintai dan banggakan. Surabaya berusia 723, ini usia yang sangat tua. Ayo teruskan perjuangan, kita berantas kemiskinan dan kebodohan. Tidak boleh menyerah dan gampang putus asa. Selamat hari jadi Surabaya ke 723. Semoga ini mengawali menjadi kota dunia,†ujar Tri Rismaharini dalam pidato singkat sebelum melepas Parade Budaya dan Bunga di Jl Pahlawan, Minggu (22/5/2016).
Risma mengatakan, sebanyak 7 ribu orang dari berbagai negara di bulan Juli nanti juga akan datang ke Surabaya untuk pra konferensi UN Habitat III PBB.
“Jadi, kita harus terus semangat,†kata Risma.
Parade Bunga dan Budaya ini diikuti lebih dari 72 peserta. Sebanyak 40 peserta di antaranya, mengikuti pawai kendaraan hias bunga. Parade Budaya dan Bunga ini berjalan mulai dari Jalan Pahlawan hingga finish di Taman Surya Balai Kota Surabaya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, untuk tahun ini, jumlah peserta mencapai 72 peserta. Rinciannya, ada 40 peserta mobil hias, 24 peserta atraksi budaya dan delapan peserta drumband. Pawai dekorasi bunga dalam ukuran besar yang membentuk berbagai karakter tersebut akan diarak mulai pukul 8 pagi dengan mengambil start dari kawasan Tugu Pahlawan dan berakhir di Taman Surya.
“Untuk atraksi budaya, nantinya masing peserta akan perform. Ada yang mengusung tema tradisional dengan mengangkat kearifan lokal Surabaya. Ada yang mengusung tema fantastik yakni menvisualisasikan spirit Surabaya ke depan. Dan itu akan menjadi tontonan menarik,†tegas Wiwiek Widayati. .
Sesuai dengan temanya, Semarak Surabaya Dalam Keberagaman Budaya, agenda tahunan ini dimeriahkan oleh berbagai elemen di Surabaya. Ada peserta dari kalangan pengusaha perhotelan, juga komunitas masyarakat yang ada di Surabaya seperti komunitas Papua, India dan sebagainya. Selain dari dalam kota, ada juga peserta dari luar kota. Yakni dari Kabupaten Klaten, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Madiun dan Kota Makassar.
“Ini bukti bahwa Surabaya ditinggali oleh bermacam etnis dengan aneka budaya tetapi mereka bisa hidup berdampingan. Dan itu sangat penting untuk pembangunan di Surabaya,†kata Wiwiek. (gr)