Seni Budaya Pencak Silat Dor digelar sebagai ajang silahturahmi para jawara dan sebagai pelestarian budaya lokal
TULUNGAGUNG : Pagelaran Seni Budaya Pencak Silat Dor yang pertama kali diadakan di Tulungagung, Sabtu(14/01/2017) malam berjalan kondusif dan lancar.
Kegiatan yang diselenggarakan sebagai ajang silahturahmi para jawara dan sebagai pelestarian budaya lokal ini, dilaksanakan di lapangan Desa Pucunglor, Kecamatan Ngantru, Tulungagung.
Serangakaian kegiatan dengan diawali pesta kembang api, selanjutnya bacaan-bacaan sholawat serta bacaan ayat suci al-qur’an yang didengungkan oleh group sholawatan tan ji dor Margo Rukun Wonorejo asal, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, membuat pagelaran seni benar-benar berjalan khidmat.
Setelah rombongan Bupati dan Wabup, DPRD, Forpinda, Muspika beserta tamu undangan lainnya datang, seluruh penonton dan yang hadir menyanyikan lagu indonesia raya, dan dilanjutkan dengan lagu ya lawaton, yang merupakan lagu ciri khas Nahdatul Ulama (NU).
Sesaat sebelum pertandingan seni budaya pencak silat dor ini dibuka, Kepala Desa Pucunglor H. Imam Sopingi mengatakan,” bahwa pagelaran seni budaya pencak dor ini merupakan bentuk seni budaya lokal yang perlu dilestarikan sebagai bentuk kearifan budaya lokal yang harus senantiasa kita lestarikan, dan merupakan alat untuk mempersatukan tali persaudaraan antar sesama,” ungkapnya, Minggu(15/01/2017) dini hari.
Dalam kesempatan yang istimewa ini, Bupati Tulungagung, Sahri Mulyo juga menyampaiakan himbauan kepada para jawara-jawara yang bertanding,”kepada seluruh jawara yang mengikuti pagelaran seni budaya pencak dor, agar menjaga sportifitas dalam pertandingan ini, dan berharap agar pertandingan ini hanya berlaku di atas arena tanding dan tak berlanjut di luar arena, agar semua masyrakat bisa menikmati hiburan sekaligus wujud uri-uri budaya luhur,” pungkasnya.
Pertandingan yang dimulai pukul 20.00 WIB dan berakhir jam 00.00 WIB ini menampilkan berbagai macam jenis ilmu pencak silat dor, dan pada partai puncak pertandingan antar tokoh pencak silat nasional berjalan cukup menarik dan menghibur ribuan penonton yang hadir.
Hari (37) warga setempat merasa terhibur dan berharap agar tiap tahunnya diadakan pagelaran seni budaya pencak dor di Tulungagung, pasalnya ini baru pertama kalinya ada di Tulungagung.
“Ya saya merasa terhibur dengan adanya pagelaran seni budaya pencak silat dor di sini. Mungkin tahun depan bisa diadakan lagi di Tulungagung agar masyarakat terhibur dan mampu melestarikan budaya lokal,” harapnya.(elo/gr)