Medan Contemporary Arts Festival 2016 Digelar 22-23 April 2016 di Taman Budaya Sumut

Foto: Peserta Medan Contemporary Arts Festival 2016. (ist)

DALAM Medan Contemporary Arts Festival 2016 menghadirkan  Koreografer dari Thailand, Singapore,Indonesia (Jakarta,Aceh,Sumatera Barat, Pekanbaru, Riau dan Sumatera Utara).

Kegiatan ini akan dilaksanakan di Taman Budaya Sumatera Utara pada tanggal 22-23 April 2016 pukul 15.00 wib (Pelajar) dan 19.30 wib (umum dan mahasiswa-red), sekaligus pada tanggal 21 April 2016 pukul 19.00 wib-21.00 wib ungkap Lukman Hakim Siagian.

Bacaan Lainnya
Foto: Peserta Medan Contemporary Arts Festival 2016. (ist)
Foto: Peserta Medan Contemporary Arts Festival 2016. (ist)

Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan Seni telah mengalami perjalanan yang sangat panjang. Perjalanan yang diwarnai aneka ragam inovasi–inovasi yang bermunculkan dari para seniman yg terus berproses dan bergulat dengan penciptaan karyanya sehingga menciptakan karya yang idealis menurut para pekarya itu sendiri. Namun bukan berarti semua kalangan beranggapan sama dengan karya idealis yang diciptakan.

Dari dasar pemahaman ini MCAF #3 akan memberikan ruang kepada pekarya untuk menuangkan semua sifat kerkaryaannya denga n harapan dapat menciptakan karya seni yang dapat membangun budaya kritis dan dapat mengangkat persoalan-persoalan masyarakat dalam kesenian terkhusunya di Indonesia ungkap Ojax Manalu sebagai Direktur MCAF #3 dan mengatakan pada sepanjang tahun 2016 ini akan mempertunjukan Dance Contemporary, Teater Contemporary, Seni Rupa Contemporary, Musik Contemporary.

Eksistensi koreografer dalam berkesenian menjadi salah satu topik pembahasan yang sedang hangat dibicarakan pada saat ini, khusunya bagi koreografer pemula. Minimnya karya seni ciptaan koreografer muda dan beberapa karya yang tidak memiliki karakter tertentu dianggap menjadi alasan sebagai titik awal munculah wacana tersebut.

Menurut Sal Murgiyanto pada diskusi “Young Potential Coreographer” (YPC) Indonesia Dance Festival (IDF) 2014, eksisitensi seniman dimulai dari masing-masing personal, seperti masalah komitmen (kesungguhan dalam berbuat atau melakukan yang terbaik) dan memupuk serta mengasah kemampuan yang terdapat dalam diri sendiri.

Kemampuan yang dimiliki tersebut sebenarnya lebih mengarah pada kepekaan seorang koreografer dalam melihat lingkungan sekitar sebagai pengalaman empirik untuk melakukan penjelajahan kelokalan tubuh dalam mencipta karya tari ungkap Sabri Gusmail manager tari di MCAF 3.

Menyikapi hal tersebut, Medan Contemporary Art Festival (MCAF) merancang sebuah kegiatan sebagai wadah ekspresi bagi beberapa koreografer muda di Asia Tenggara. Agenda kegiatan yang akan dilakukan adalah Pertunjukan Tari (Dance Performance), mengusung tema “Tari dan Konektivitas Tubuh” serta disajikan dengan pementasan tari tunggal.

Yang tahun ini dihadiri Koreografer Sonoko Prow dari Thailand, Yola Yulfianti dari Jakarta, Denny Mayosta dari Sumatera Barat, Fitra Airiansyah dari Riau, Wan Harun Ismail dari Pekanbaru, Murah Mansyah dari Singapore, Ramadhany Anastasya Cenning Tenri Waru dari Sabang, Sabri Gusmail, Syafrizal, Sri KNA, Lilis Onyva Samosir dari Sumatera Utara. (rl/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan