Mahasiswa KKN UM Desa Peniwen Bagikan 1000 Masker Gratis

Mahasiswa-mahasiswi Universitas Negeri Malang

MALANG – Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata oleh Universitas Negeri Malang (UM) tetap digelar di tengah pandemi Covid-19. Agenda ini selalu dilaksanakan setiap tahunnya di semester antara sebagai bentuk pengabdian UM kepada masyarakat. Program ini diselenggarakan dan dikelola oleh pihak LP2M Universitas Negeri Malang dengan mahasiswa sebagai motor penggerak kegiatan. Meskipun situasi di Indonesia saat ini sedang dilanda pandemi, tetapi hal tersebut tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, tidak terkecuali di Desa Peniwen, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang.

Dalam kegiatan yang diadakan di Desa Peniwen ini, salah satu program unggulan yang digagas oleh mahasiswa KKN Edisi Covid-19 sebagai kegiatan pengabdian adalah pembagian 1000 masker kepada warga. Pembagian masker ini bertujuan untuk mencegah penularan virus corona di lingkungan masyarakat dan sesuai dengan standar protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Mahasiswa berharap masker ini dapa digunakan dengan baik oleh warga dalam menjalankan kehidupan “New Normal” ke depannya yang sudah dimulai di kawasan Malang Raya sejak 1 Juni 2020. Peraturan New Normal ini nantinya akan berpegang teguh pada protokol kesehatan yang ketat sebagaimana aturan yang telah dibahas oleh pemerintah sebelumnya. Dengan demikian, masker ini berfungsi sebagai pelindung masyarakat dalam memerangi penularan virus yang berbahaya.

Bacaan Lainnya

Senin (15/6/20) Pembagian masker dilaksanakan oleh 6 orang anggota KKN, diantaranya 3 orang perwakilan dari kelompok 2 sebagai penggagas proker masker, koordinator desa, sekretaris, dan salah satu anggota dari divisi dokumentasi. Masker dibagikan secara bergantian dari mahasiswa kepada warga desa. Warga desa diarahkan untuk berbaris rapi untuk memudahkan dalam proses pembagian masker. Alhasil dengan diarahkan secara tertib, kegiatan pembagian 1000 masker dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Selain pembagian masker kepada warga, mahasiswa KKN UM Desa Peniwen juga turut menyumbangkan handsanitizer sebagai cairan antiseptik yang dapat melindungi tangan dari bahaya virus dan bakteri. Namun, kegiatan ini dilakukan di hari berikutnya mengingat pelaksanaan KKN pada tahun ini sedikit berbeda dari tahun lalu. Jika biasanya mahasiswa akan tinggal dan menetap di desa selama 40 hari, pada KKN Edisi Covid-19 ini mahasiswa tidak diperkenankan untuk menetap dan tinggal di desa. Hal ini dilarang dengan alasan agar mencegah penularan virus mengingat sebagian besar mahasiswa berasal dari luar daerah Malang. Selain itu, batas maksimal mahasiswa untuk pergi ke desa hanya dibatasi sebanyak 5 kali untuk melaksanakan program kerja kelompok. Mifdal Zusron Alfaqi, S.Pd, M.Sc selaku Dosen Pendamping Lapangan juga turut mengkhawatirkan kondisi mahasiswa dan warga desa jikalau sampai KKN tetap dilaksanakan dengan prosedur mahasiswa tinggal menetap di desa. Oleh karena itu, untuk mencegah hal penyebaran virus corona maka mahasiswa melakukan KKN secara online.

Sih Utama selaku Kepala Desa Peniwen mengutarakan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diterima berupa masker dari mahasiswa KKN UM. Selain itu antusias warga dalam menyambut mahasiswa yang datang dinilai tinggi, hal ini berdasarkan respon yang didapat mahasiswa dari warga yang dinilai sangat ramah dan terbuka dengan adanya program pengabdian ini. Dengan bantuan masker ini pula Sih Utama menjelaskan bahwa Desa Peniwen ini akan sangat siap dengan kehidupan “New Normal” yang akan datang karena merasa sudah memiliki peralatan dasar yang sesuai dengan standar protokol kesehatan.

“Sejak tanggal 8 Juni sudah ada perwakilan dari kelompok KKN Desa Peniwen yang melakukan koordinasi dengan perangkat desa terkait upaya pencegahan penyebaran virus corona.”, ujar Damar Panoto selaku koordinator KKN Desa Peniwen. Dijelaskan pula di tanggal yang sama, kepala Desa Peniwen menuturkan bahwa Desa Peniwen memang belum memperoleh bantuan masker. Dengan demikian, usulan kegiatan pembagian masker ini dapat diterima dengan baik dan memberikan manfaat serta mampu mewujudkan Desa Peniwen sebagai “Kampung Tangguh Covid-19”(habiba ridhotul umam).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *