Kolaborasi Kedaireka dengan Bumdes dan Desa
JAKARTA – Dalam rangka menyejahterakan masyarakat, program Kampus Merdeka dan Kedaireka berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Desa untuk pengembangan serta upaya revitalisasi Bumdes. Hal tersebut dirangkum dalam sebuah acara bertajuk “Kick Off Kolaborasi Bumdes Industri Kampus 2021”, Kamis (21/1/2021), yang berlangsung secara virtual. Program Kedaireka siap mendukung scale up program Bumdes dan berbagai mitranya seperti BRI, Softaet, Bumdes Nusantara, Sari Husada dan Perguruan Tinggi yang menjalin kerja sama melalui MoU.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam, pada acara yang diselenggarakan secara virtual tersebut mengatakan bahwa Perguruan Tinggi harus cepat beradaptasi dengan perubahan yang pesat yang terjadi saat ini, dan perubahan pola-pola harus dilakukan, seperti mahasiswa yang dahulu mungkin berada dalam lorong-lorong yang sempit di dalam program studinya, kini menuju pada pembelajaran yang lebih luas, untuk mewujudkan setiap potensi yang ada di negeri ini.
Nizam memaparkan bahwa saat ini kita juga berada pada beberapa hal yang harus dihadapi yang disebut sebagai megatrend dunia, beberapa hal tersebut antara lain perubahan geopolitik, demografi dunia, urbanisasi global, perdagangan internasional, keuangan global, kelas pendapatan menengah, persaingan sumber daya alam, perubahan iklim, dan kemajuan teknologi. Kesemuanya tutur Nizam, harus dapat dihadapi bersama, terutama oleh dunia pendidikan tinggi dan juga adaptasi yang dapat dilakukan oleh desa. Karenanya kolaborasi perguruan tinggi, industri, dan desa harus ditingkatkan.
Nizam jelaskan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengalokasikan khusus untuk program Kedaireka sebagai dana pendamping sebesar Rp250 Miliar, dan hal tersebut terbuka bagi mitra-mitra industri yang peduli dengan pembangunan desa.
“Kita harus bergandengan tangan, berkolaborasi, bergotong royong membangun negeri, dimulai dari pendampingan, pengelolaan dan peningkatan keahlian dan kapasitas pengurus Bumdes untuk meningkatkan sumber daya alam dan kerja sama dengan industri,” jelas Nizam.
Nizam Mengatakan, Kedaireka hadir untuk menggandeng tangan teman-teman di Bumdes yang mungkin bisa dioptimalkan lebih lanjut dan kolaborasi dengan perguruan tinggi yang memiliki ide, pemikiran, riset dan pengembangan serta sumber daya manusia.
“Kedaireka hadir sebagai mata rantai untuk menghubungkan antara hulu dan hilir, menghubungkan antara masyarakat dan kampus, Bumdes dan kampus, menghubungkan dengan mahasiswa dan sebaliknya,” tutur Nizam.
Hadir pada kesempatan tersebut Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Taufik Madjid, yang memberikan arahan stategis terhadap dana desa 2021 dan sangat mengapresiasi hadirnya Kedaireka dari Ditjen Dikti.
“Bumdes dengan indutri kampus dapat dikemas dalam satu platfom baru yaitu Kedaireka, dan di sisi lain saya senang dari ruang lingkup pelatihan, bagaimana kita mendorong, menaikkan kompetensi dari Bumdes dan desa kita supaya beradaptasi berbagai macam dinamika,” ucap Taufik.
Taufik Madjid mengatakan, bahwa ada 5 aspek prinsip dana desa yaitu, Aspek Kemanusiaan, Keadilan Sosial, Kebhinekaan, keseimbangan Alam dan Kepentingan Nasional. Taufik menjelaskan 3 Prioritas Penggunaan Dana Desa diarahkan untuk percepatan aksi Sustainable Development Goals (SDGs) desa, yaitu Pemulihan Ekonomi Nasional, Program Proritas Nasional dan Adaptasi Kebiasaan Baru Desa. Acara diakhiri dengan pelaksanaan tanda tangan MoU secara virtual oleh beberapa Perguruan Tinggi. (def)