Kementerian PUPR Selesaikan Pembangunan 915 Unit Sarhunta di NTB, Dukung Pariwisata

Pembangunan 915 Unit Sarhunta di NTB

JAKARTA – Pemulihan ekonomi nasional di seluruh sektor dengan mengedepankan aspek kesehatan menjadi fokus utama pemerintah saat ini. Salah satunya di sektor pariwisata yang mengalami pukulan paling berat akibat Pandemi Covid-19. Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melaksanakan penataan di 5 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Prioritas yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Manado – Likupang di antaranya dengan pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Mendukung KSPN atau dikenal juga dengan Program Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta).

“Dalam tatanan normal baru untuk hidup berdamai dengan Pandemi COVID-19, Pemerintah meyakini bahwa sektor ekonomi utama yang dapat rebound dengan cepat adalah sektor pariwisata. Untuk itu, tidak ada kegiatan pembangunan infrastruktur pada 5 KSPN yang dihentikan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Bacaan Lainnya

Program Sarhunta dilaksanakan oleh Direktorat Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Perumahan. Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terdampak Pandemi Covid-19 serta meningkatkan kualitas rumah menjadi lebih layak huni dan sekaligus mendorong perekonomian karena rumah yang telah diperbaiki dapat dimanfaatkan sebagai homestay bagi wisatawan yang berkunjung.

Desain Sarhunta ini harus mencerminkan adat daerah setempat. Desain dapat dimodifikasi menjadi lebih modern, tetapi tidak meninggalkan kearifan lokal sebagai upaya menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menginap di hunian tersebut.

Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Sarhunta bertujuan untuk mendukung ajang MotoGP serta dapat digunakan sebagai homestay untuk menunjang pariwisata di Lombok. Untuk itu Kementerian PUPR telah menyelesaikan 915 unit Sarhunta yang tersebar di Lombok Tengah dan Lombok Utara dengan anggaran Rp 62,22 miliar.

Sebanyak 817 unit Sarhunta dibangun di Lombok Tengah dengan rincian 517 unit di sepanjang koridor masuk Kawasan Mandalika dan 300 unit rumah lainnya dibedah untuk rumah singgah dan homestay serta usaha lainnya guna mendukung pariwisata. Tiga ratus rumah yang akan dijadikan homestay itu tersebar di beberapa lokasi antara lain Kuta, Grupuk, Sukadana dan Selong Belanak. Sisanya sebanyak 98 tersebar di Kabupaten Lombok Utara, yakni Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno bersama Direktur Rumah Swadaya KM Arsyad yang melakukan tinjauan ke sejumlah rumah warga di Desa Gerupuk, Lombok Tengah yang telah selesai dibedah memberikan apresiasi kepada Kementerian PUPR yang telah mendesain rumah warga yang sederhana, tetapi terlihat mewah serta memiliki nuansa tradisional dan dapat menjadi alternatif penginapan bagi wisatawan.

“Konsep penginapan ini sangat baik karena dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap namun dengan harga sewa yang terjangkau. Hal ini merupakan wujud nyata pembangunan infrastruktur yang berkeadilan karena masyarakat bersama pemerintah membangun rumah swadaya yang baik dan dapat menjadi tempat usaha bagi warga lokal,” ucap Menteri Sandi.

Sementara itu KM Arsyad juga berharap kepada pemerintah daerah dan para penerima bantuan bedah rumah serta homestay untuk dapat menjaga, mengelola dan memanfaatkan rumah tersebut dengan baik. “Kami berharap melalui Program Sarhunta ini selain rumah masyarakat menjadi lebih layak huni juga dapat mendukung fungsi pariwisata serta usaha lainnya, sehingga dapat memberikan keuntungan di daerah tujuan wisata,” terangnya. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *