JAKARTA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengajak pelaku industri film dan seni pertunjukan untuk mendiskusikan ide-ide dan menciptakan berbagai macam peluang serta strategi baru yang dapat diimplementasikan di era normal baru.
Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Wawan Rusiawan, dalam kegiatan BISMA (Bincang Inklusif Seputar MetadatA) yang dilaksanakan secara luring dan daring, di Trans Resort Hotel Bali, Selasa (13/10/2020), mengatakan untuk membuat sebuah film atau seni pertunjukan di era normal baru ini diperlukan kecermatan dalam melihat berbagai peluang yang ada. Sehingga, peluang tersebut dapat menghasilkan strategi kreatif yang sesuai dengan situasi saat ini.
“Oleh karena itu, Kemenparekraf/Baparekraf menginisiasi kegiatan BISMA agar para pelaku industri film dapat berdiskusi mengenai berbagai macam peluang serta pemahaman supaya bisa tetap produktif dalam menghasilkan karya di era normal baru,” kata Wawan.
Wawan berharap melalui kegiatan ini para pelaku usaha ekonomi kreatif khususnya industri film mendapatkan insight baru serta motivasi untuk bangkit sekaligus menciptakan ide-ide kreatif baru.
Acara BISMA ini menghadirkan tiga narasumber, antara lain Produser Teater dan Aktris Indonesia Happy Salma, Aktor dan Model Christian Sugiono, dan Chief Strategy Officer Go-Play Martinus Faisal.
Chief Strategy Officer Go-Play, Martinus Faisal, mengatakan adanya pandemi COVID-19 yang menuntut masyarakat untuk melakukan lebih banyak aktivitas di rumah, telah memberikan dampak positif bagi dunia online entertaintment. Karena perilaku konsumen saat ini lebih banyak mencari hiburan secara daring. Hal tersebut terlihat dari peningkatan engagement hingga 10 kali lipat di aplikasi Go-Play.
“Di masa pandemi ini, konsumen kebanyakan mencari konten-konten yang ringan seperti konten komedi atau drama. Selain itu, konsumen juga menonton film-film yang memiliki durasi yang panjang, dibandingkan bite sized content seperti sebelum pandemi,” kata Martinus.
Martinus berpendapat hal tersebut menunjukkan peluang yang baik bagi pelaku industri film untuk memanfaatkan platform digital dalam mengembangkan dan memproduksi konten film orisinil di era normal baru.
Sementara itu, Produser Teater dan Aktris Indonesia, Happy Salma, mengatakan pandemi ini sangat mempengaruhi industri film dan seni pertunjukan di Indonesia. Tidak sedikit para pelaku seni film yang kehilangan pekerjaan.
“Namun, sebagai pekerja kreatif kita harus bisa berfikir kreatif. Pandemi ini memberikan kesempatan kepada teman-teman di industri film untuk tetap produktif dan menghasilkan karya yang hebat dengan segala keterbatasan yang ada,” kata Happy Salma.
Happy Salma berpendapat justru di tengah pandemi ini, pelaku industri film dapat melakukan berbagai kegiatan menarik yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Selama pandemi, Happy Salma membuat teater daring yang merupakan konsep baru yang sesuai dengan kondisi saat ini. “Ide ini muncul begitu saja, karena melihat situasi saat ini yang tidak memungkinkan untuk mengadakan teater secara langsung,” kata Happy Salma
Untuk itu, Happy Salma berpesan sebagai pekerja kreatif harus memiliki kepekaan dalam melihat berbagai peluang yang positif di era normal baru. (red)