Kabut Tanah Tembakau (55)

SEBELUM fajar Tugimin dan Sarni menemukan pondok reot berbilik bambu bekas para perambah hutan. Gubuk sudah mulai ditumbuhi semak belukar. Beratap rumbia dengan lantai bambu yang masih baik. Beberapa bagian sudah bocor. Dinding bilik bambu masih belum lapuk.

Tugimin naik ke atas gubuk setelah menaiki lima anak tangga dari bambu. Memeriksa semua ruangan dengan menggunakan kayu kecil. Tugimin menarik tangan Sarni untuk naik ke atas gubuk.

Bacaan Lainnya

“Gubuk ini aman. Kita istirahat disini,” kata Tugimin setelah Sarni duduk di lantai.
“Ya. Aku letih sekali,” kata Sarni. Sambil menaruh bayinya di samping buntelan.

Tugimin bersadar di dinding dengan kaki di selonjorkan. Ketika tidur terlihat tubuh Tugimin yang kekar. Tangannya kapalan karena terlalu sering memacul tanah. Sarni tidur berbantalkan buntelan sambil memeluk bayinya. Kedunya tak berapa lama tertidur pulas.

Besok paginya, para kuli kontrak yang ada di perkebunan tembakau heboh mendapat kabar Sarni menghajar Mandor sampai terkapar. Sepanjang pagi sampai siang, para kuli kontrak bercerita tentang kehebatan Sarni meski dengan berbisik-bisik. Para kuli kontrak terkagum dan bangga dengan sikap Sarni.

Jurangan Belanda merasa terpukul tangannya kanannya terkapar dihajar seorang wanita. Ia minta kepada opsir dan anak buah Mandor untuk menangkap Sarni hidup atau mati. Siapa saja yang ikut membantu Sarni juga akan mendapat hukuman yang setimpal.

Marlina yang duduk di kasur tersentak. Perlahan memandang keseluruh ruangan kamar. Marlina baru sadar dirinya sempat dibawa ke dimensi lain. Alam yang lebih satu abad lampau.

Marlina pun menyadari kalau kini dirinya berada di kamar di rumah Melayu. Sekejap tadi Marlina menyaksikan perjuangan nenek buyutnya bertarung di perkebunan tembakau. (***)

Pondok Melati

Regardo Sipiroko

*DILARANG mengutip keseluruhan atau sebagian dari Novel Mini ini dalam cuplikan atau utuh untuk film, video, audio, tulisan atau bentuk apapun tanpa izin dari www.gapuranews.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *