SARNI membiarkan Mandor menggerayangi kakinya. Nafas Mandor sudah tak beraturan karena birahinya sudah sampai ubun-ubun. Perlahan Mandor menciumi pergelangan kaki Sarni. Rasa geli dan jijik yang dirasakan Sarni harus ditahan. Sarni menunggu kesempatan yang pas untuk beraksi.
Mandor merasa diberikan peluang dengan diamnya Sarni. Ia mendugga wanita jelita sesantero kuli kontrak Saentis ini sedang kesepian. Kehausan karena selama enam bulan tidak disentuh suaminya. Mandor merasa di atas angin. Apa yang didambahkannya selama bertahun-tahun tuntas sudah malam ini.
Ketika hendak mencium betis mulus Sarni, seketika menendang muka Mandor hingga terjengkang di dinding rumah. Mandor menjerit kesakitan dan hilang keseimbangan. Sarni melompat dan berdiri memasang kuda-kuda. Mandor salah memandang Sarni selama ini. Tidak hanya Mandor, para pria kuli kontrak pun menduga wanita lembah lembut itu hanya wanita biasa. Malam ini, Sarni berubah menjadi harimau betina. Ilmu bela diri yang diajarkan Handoyo membuat Sarni mampu mempertahankan kehormatannya.
“Bangsat…!” teriak Mandor sambil berdiri dan mengacungkan goloknya.
Sarni masih tetap diam dalam posisi kuda-kuda. Ia siap menerima serangan Mandor yang sudah kalap. Malu dan penuh birahi.
“Menyerah kau Sarni. Kalau tidak golok ini akan bicara,” bentak Mandor dengan ancaman.
“Tidak!” ucap Sarni.
Mandor dengan membabi buta menyebet tubuh Sarni. Dengan lincah Sarni menghindar dari serangan Mandor. Melompat dengan gesitnya lalu menendang perut Mandor dengan sekuat tenaga. Kembali Mandor terjerembab ke lantai rumah.
“Beraninya koe kurang ajar?!” bentak Mandor. Langsung berdiri. Dan kembali menyerang Sarni denganm goloknya. Nyaris saja lengan Sarni kena tebas jika tidak menghindar. Tiang rumah kena sasaran Mandor. Gubrak! Lampu sentir jatuh. Sarni secepat kilat menyelamatkan bayinya yang sudah dibedung dengan memeluknya. Karena kaget bayi pun menangis sejadi-jadinya.
Mandor menyerang Sarni bertubi-tubi, namun serangannya sia-sia. Sarni telah berubah menjadi harimau betina yang marah. Beringas. Begitu Mandor menyerang, secepat kilat pula Sarni mampu menghindar dan langsung membalas serangan. Mandor untuk kesekian kali terjerembab. Dalam satu gerakan dengan golok, Sarni berhasil membalikan serangan sehingga senjata makan tuan. Golok mengunus perut Mandor. Seketika Mandor pun menjerit kesakaitan. (***)
Pondok Melati
Regardo Sipiroko
*DILARANG mengutip keseluruhan atau sebagian dari Novel Mini ini dalam cuplikan atau utuh untuk film, video, audio, tulisan atau bentuk apapun tanpa izin dari www.gapuranews.com