MARLINA masih terperangkap dalam alam orang bunian. Tak bisa bicara apa lagi berteriak. Marlina hanya bisa menikmati sajian musik Ronggeng yang orang bunian. Marlina merasa setibanya di Kuala Namu mempunyai Indra keenam. Dirinya begitu senisitif dengan alam gaib. Bisa tembus pandang, ruang dan waktu.
Marlina kini dapat kekuatan gaib. Mahluk gaib yang ada di sekitarnya dan dapat ia rasakan getarannya. Bahkan Merlina bisa merasakan bersentuhan dengan orang bunian. Seperti malam ini, dalam pertunjukan Ronggeng orang bunian, Marlina merasakan kerinduan yang medalam dari biduan yang membawakan Damak.
Tidak semua orang dapat memiliki kepekaan, sensitif serta dapat menyentuh alam gaib. Oleh karena itu, orang yang mempunyai kepekaan yang tinggi sering kali dianggap memiliki sebuah karunia spiritual yang nyata. Marlina kini telah memiliki spritual sejak dirinya berada di Tanah Tembakau.
Musik Ronggeng masih terdengar. Marlina masih duduk dengan penonton orang bunian. Dari arah halaman berumput di depan ruang seni rupa muncul sosok wanita cantik menghampiri Marlina. Tersenyum lembut kepada Marlina. Sosok wanita cantik ini pernah mucul beberapa kali dalam mimpinya. Marlina ingat sekarang. Tak sedikit pun menampakkan wajah permusuhan. Ketika di depan Marlina wanita itu menundukkan kepala memberi hormat. Marlina terperangah melihat wanita berpakaian merah begitu menghormatinya.
Perempuan itu mendekat dan kemudian berbisik kepada Marlina, “Namaku Bunga..” katanya lembut.
Marlina memperhatikan wajah Bunga, sosok yang baru dikenalnya. Bunga melayangkan senyum.
“Marlina, saya harap kamu mau ikut bersama saya,” bujuk Bunga.
Marlina menggelangkan kepalanya.
“Tidak!”
“Kami akan menjagamu,” kata Bunga.
“Ini bukan alam saya. Dan, saya tak disini untuk waktu yang lama,” ucap Marlina tegas.
“Tidak mengapa Marlina. Kamu jangan khawatir. Saya hanya menyampaikan pesan,” katanya terburu-buru ketika melihat dua sosok sedang mencarinya.
Bunga menarik tangan Marlina sembunyi di balik pohon. Marlina pasrah saja. Dua orang pengawal terlihat mondar-madir. Matanya tajam menyelidiki setiap penonton. Keduanya mencari Bunga. Setelah kedua sosok pengawal itu menjauh, Bunga membawa Marlina ke tempat dimana dia bertemu tadi.
Marlina semkain tidak paham dengan sikap Bunga. Mengapa Bunga yang dikejar, tapi dirinya yang diseret ke bawah pohon. Siapa Bunga? Mengapa dia mengajak ke suatu tempat. Marlina meyakinkan dirinya, dia tidak mau terlibat urusan orang bunian. Marlina ingin menjadi dirinya. Utuh di alam nyata. (***)
*DILARANG mengutip keseluruhan atau sebagian dari Novel Mini ini dalam cuplikan atau utuh untuk film, video, audio, tulisan atau bentuk apapun tanpa izin dari www.gapuranews.com