FOTO Marlina ketika di Istambul di depan mesjid Hagia Sophia menghiasi meja kerja Dewi Mutiara. Ruangan kerja yang didesain bergaya skandinavian yang sederhana, namun tetap terlihat menarik. Ruang kerja dengan warna terang dan lampu kerja di meja.
Dewi Mutiara sudah berulang kali duduk sambil memandang foto Marlina. Lalu berdiri dan berjalan ke balkon di lantai 15 serta duduk kembali. Hatinya tak tenang. Pikirannya kusut. Ponselnya berdering di atas meja. Segera disambarnya dan duduk di kursi kerjanya yang empuk dengan terburu-buru.
“Ya mas! Apa? Mobilnya ada di Bandara. Kemana dia pergi? Papa tidak tanya kemana Marlina pergi?” kata Dewi Mutiara.
“Ini lagi dicek lewat CCTV. Ya. Tadi Anton ke Bandara Soekarno Hatta, ma! Yang pasti Marlina sendiri. Dia terlihat di CCTV tadi di terminal domestik. Mobil sudah aman dengan Anton. Nanti kalau ada perkembangan saya call kembali,” kata Mardali Herry, suami Dewi Mutiara.
Dewi Mutiara agak tenang Merlina tidak keluar negeri. Ia tak habis pikir mengapa putri bungsunya itu bepergian tanpa pamit kepadanya. Tidak biasanya Marlina bersikap begini. Sejak suaminya Mardali Herry diusung beberapa elemen masyarakat menjadi calon gubernur DKI Jakarta, Dewi Mutiara jarang berkomunikasi dengan kedua anaknya Marlina dan Alvin.
Sebagai istri calon gubernur, Dewi Mutiara sering menemani suaminya Mardali Herry ke pelosok Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Akibatnya, malam baru tiba di rumah. Biasanya Marlina dan Alvin sudah tidur.
Dewi Mutiara duduk kembali ke kursi kerjanya sembari menatap ke arah Bundara Hotel Indonesia. Hati kecilnya kecut. Tak biasanya Dewi Mutiara segelisah ini. Sebagai seorang ibu, Dewi Mutiara berfirasat kurang baik kepada anaknya, Marlina. (***)
Pondok Melati
Regardo Sipiroko
*DILARANG mengutip keseluruhan atau sebagian dari Novel Mini ini dalam cuplikan atau utuh untuk film, video, audio, tulisan atau bentuk apapun tanpa izin dari www.gapuranews.com