MARLINA masih terpukau melihat para kuli kontrak yang tekun bekerja dengan mengangkat tembakau ke dalam bangsal tempat penjemuran. Udara panas. Terik matahari menyengat tubuh para kuli. Angin berhembus kencang dari arah laut. Di atas bangsal tertulis Anno 1887.
Para kuli kontrak itu tidak saja warga pribumi dari Tanah Jawa, namun terlihat juga kuli Cina dengan kepala botak dengan rambut panjang dan Tamil. Mereka tak punya kesempatan untuk bercakap-cakap. Apalagi bercanda dengan sesama.
Seorang mador dengan mata galak memperhatikan setiap gerak-gerik para kuli. Bengis dan kejam. Sementara dari kejuhan terlihat mandor Belanda dengan topi putih sedang meneliti tembakau yang akan di jemur di bangsal.
Tiba-tiba lonceng berbunyi. Pertanda kuli harus berkumpul. Biasanya lonceng berbunyi saat pagi, siang dan sore. Tapi tengah hari mengapa lonceng berbunyi? Para kuli langsung berkumpul dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
“Sudah 6 bulan mereka yang hilang tidak kembali ke rumah. Hilang ditelan hantu! Istri-istri yang suaminya hilang, minggu depan tinggalkan rumah perkebunan!” kata Mandor pribumi dengan tegas. Mandor Kepala yang orang Belanda memberikan kode kepada Mandor pribumi. Maka mandor yang pribumi pun mengerti lalu berteriak menyebut nama-nama yang harus keluar dari rumah perkebunan.
“Yang aku panggil namanya maju ke depan! Painem. Sugiyem! Sunarti! Lasri! Sarni! Astuti! Ningrum!,” kata Mandor.
Begitu disebutkan nama Sarni, mata Mandor pribumi langsung melotot dan birahinya pun memuncak. Sarni merasa takut dengan pandangan buas sang Mandor.
Marlina kaget bukan main. Sebab, melihat dirinya mirip dengan Sarni. Antara dirinya dengan Sarni bak pinang dibelah dua. Tak ada bedahnya. Hanya saja, Sarni hitam legam dan Marlina mulus. Marlina ingin berteriak memanggil Sarni, namun mulutnya terkunci. Satu kalimat pun tak ada yang bisa keluar. (***)
Pondok Melati
Regardo Sipiroko
*DILARANG mengutip keseluruhan atau sebagian dari Novel Mini ini dalam cuplikan atau utuh untuk film, video, audio, tulisan atau bentuk apapun tanpa izin dari www.gapuranews.com