RAKAT membentangkan denah istana dimana tempat pesta yang akan digelar secara besar-besaran. Semua memperhatikan denah. Rakat memaparkan siasat untuk melakukan gerakan di malam pesta perayaan perkenalan Marlina oleh Ruwondo kepada rakyatnya. Pesta itu menjadi kesempatan untuk menggulingkan Ruwondo dari tahtanya.
Semua harus terencana matang, jika tidak semua akan binasa. Jika tidak malam ini, tidak ada kesempatan lain. Kesempatan tidak perah datang kedua kalinya.
“Hanya malam ini kita bisa melakukann gerakan. Semua harus siap sesuai rencana yang sudah disepakati,” kata Rakat.
“Bagimana dengan laskar, pasukan lainnya dan suamiku Handoyo?” tanya Harum Cempaka.
“Pangeran Saloka sudah bergabung dengan gerakan. Pangeran Saloka kini sudah berada di tapal batas negeri dan akan memimpin ribuan pasukan. Pak Handoyo memimpin laskar di lembah. Laskar lainnya sudah siap-siap dari arah barat. Nah, kita berada dari dalam istana sendiri,” kata Rakat.
Bunga mendekati Rakat sambil memegang tangannya dan bertanya soal Hamzah apakah ikut atau tidak. Jelita mengerti maksud Bunga dengan memegang tangan Rakat. Seakan Bunga memberikan inforamsi bahwa ia menyukai Rakat. Karena situasi genting semua tidak memperhatikan itu.
“Hamzah masuk dalam rombongan kita. Hazmah berperan sebagai pengawal Marlina. Aku akan memberikan bertanda gerakan akan dimulai. Semua paham?” kata Rakat.
Semua menyatakan paham. Tiba-tiba dikagetkan dengan muculnya burung hijau. Harum Cempaka, Bunga dan Jelita sempat panik. Hanya Marlina dan Hamzah terlihat tenang. Takut burung hijau adalah mata-mata Ruwondo yang mengintip gerakan mereka.
Burung hijau nempok di bahu Rakat. Segera Rakat mengambil pesan yang ditaruh dikakinya. Lalu membacanya pesan disecarik kertas dengan seksama lalu membalasnya dan menaruhnya ditempat tadi. Tak berapa lama burung hijau pun terbang.
“Dari siapa?” tanya Harum Cempaka.
“Pak Handoyo dan untuk diteruskan ke Pangeran Saloka,” kata Rakat.
Semua saling lirik dengan semangat yang optimis bahwa pergerakan akan berhasil meski nyawa taruhannya. (***)
Pondok Melati,
Regardo Sipiroko
*DILARANG mengutip keseluruhan atau sebagian dari Novel Mini ini dalam cuplikan atau utuh untuk film, video, audio, tulisan atau bentuk apapun tanpa izin dari www.gapuranews.comThe following two tabs change content below.