Kabut Tanah Tembakau (107)

HILANGNYA Handoyo dari penjara membuat gempar seisi istana. Kepala penjara menggigil ketakutan atas kelalaiannyua. Hukumannya yang lalai dalam menjalankan tugas adalah hukuman pancung di alun-alun istana.

Kepala penjara duduk bersimpuh di depan tahta Ruwondo dan pasrah menerima hukuman pancung kepala. Kakinnya menggigil. Mukanya pucat. Para pembesar sudah berkumpul di ruang rapat istana. Mereka saling berbisik. Ada yang mencela, menghina dan ada juga menghiba.

Bacaan Lainnya

Dewan Hakim sudah memutuskan kalau kepala penjara akan segera dieksekusi di depan alun-alaun tinggal titah dari Ruwondo. Bisanya titah Ruwondo tidak akan jauh dari keputusan Dewan Hakim.

Terompet berbunyi pertanda Ruwondo akan masuk ke ruangan rapat istana. Semua pembesar istana tak terkecuali berdiri dan menundukkan kepalanya dengan memberikan hormat. Kecuali kepala penjara yang duduk di lantai karena tangan dan kakinya di rantai. Terpuruk dan tak berdaya.

“Aku titahkan kepada seluruh warga agar menemukan Handoyo. Siapa yang menemukan informasi akan diberikan imbalan 20 batang emas murni,” kata Ruwondo kepada pembesar istana setelah duduk di tahtanya.

Pembesar istana kaget bukan main, ketika Ruwondo meminta semua pembesar istana untuk membuat maklumat meminta Handoyo untuk datang ke istana.

“Umumkan! Jika Handoyo ke istana segela hukumannya dibatalkan. Handoyo akan diangkat sebagai pembesar istana,” kata Ruwondo tegas.

Kontan ruangan jadi riuh. Para pembesar istana yang mendengarkannya seakan tidak percaya. Sebab, semua yang setia kepada Raja Rakudo telah dibunuh dan dipenjarakan. Para pembesar saling tanya satu sama lain.

“Bebaskan kepala penjara ini! Dia aku berikan ampunan,” kata Ruwondo.

Kepala penjara terharu biru. Ia merunduk-runduk memuji Ruwondo. Sekejap pengawal langsung melepaskan rantai kepala penjara. Ia girangnya bukan main.

“Besok malam, segera bikin pesta untuk menyambut permaisuri…!” titah Ruwondo sambil berlalu meninggalkan ruangan rapat dengan angkuhnya.

Titah Ruwondo yang terakhir semakin membingungan pembesar istana. Semua saling tanya, siapakah calon permaisuri yang akan diumumkan Ruwondo? (***)

Pondok Melati,

Regardo Sipiroko

*DILARANG mengutip keseluruhan atau sebagian dari Novel Mini ini dalam cuplikan atau utuh untuk film, video, audio, tulisan atau bentuk apapun tanpa izin dari www.gapuranews.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *