NEW DELHI – Bertema Pesta Nusantara, KBRI New Delhi gelar Resepsi Diplomatik dalam rangka merayakan HUT ke-74 Republik Indonesia di Leela Palace Hotel, New Delhi pada Jumat malam, 8 November 2019.
Acara berlangsung semarak sejak mulai hingga berakhirnya rangkaian kegiatan masih dipadati para tamu undangan. Dekorasi dan warna-warni ornamen yang menghiasi tempat acara semakin menghadirkan nuansa ke-Indonesiaan yang kental.
Helatan Resepsi Diplomatik kali ini menjadi lebih istimewa, pasalnya Indonesia dan India juga tengah merayakan 70 tahun hubungan diplomatik (1949-2019).
Tahun ini merupakan momen bersejarah bagi kedua negara yang layak disyukuri bersama, karena kedekatan yang terjalin harmonis selama ini telah melahirkan kerjasama progresif di berbagai lini sektor potensial. Indonesia dan India punya target besar yakni proyeksi perdagangan sebesar US$ 50 miliar pada tahun 2025 dari angka saat ini yang hampir menyentuh US$ 19 miliar.
Hadir sebagai Chief Guest pada malam Resepsi Diplomatik adalah Shri T.S. Trimurti, Secretary (Economic Relations), Ministry of External Affairs. Baginya Indonesia bukan negara yang asing, bahkan dirinya memiliki ikatan emosional secara historis dengan Indonesia, karena beliau pernah tinggal di Jakarta saat menjabat sebagai Wakil Duta Besar India untuk Indonesia di Kedutaan India, Jakarta.
Kepada para tamu undangan Dubes Arto menyampaikan, bahwa saat ini Indonesia dan India telah memasuki era baru kerjasama bilateral yang progresif diberbagai bidang. Meski demikian, masih banyak lagi potensi yang dapat dieksplorasi secara berkelanjutan untuk kepentingan rakyat kedua bangsa. Dan dalam menghadapi tantangan global yang semakin komplek saat ini, Indonesia dan India harus saling mendukung dan berdiri sejajar dalam memperjuangkan kepentingan bersama di kancah internasional.
Sekitar 400 tamu undangan dari berbagai latar belakang hadir pada acara tersebut seperti anggota parlemen, pengusaha, akademisi, korps diplomatik dan diaspora Indonesia. Beberapa tamu juga tampak mengenakan baju batik untuk menunjukkan kedekatannya dengan Indonesia, di antaranya adalah Duta Besar Brunei Darussalam dan Diplomat dari Jepang juga ikut berbatik ria. Selain itu, ada juga WNA asal Amerika Serikat yang mengenakan pakaian adat Beskap Jawa lengkap dengan blangkonnya.
Untuk menghadirkan suasana kedaerahan, Duta Besar RI, Arto Suryodipuro bersama jajaran KBRI mengenakan pakaian tradisional nusantara, pejabat laki-laki mengenakan batik lengan panjang dan kopiah hitam. Sementara untuk yang perempuan mengenakan wastra atau kain tradisional Nusantara yang dikombinasikan dengan batik, songket dan berbagai paduan yang mencerminkan nilai-nilai kedaerahan Indonesia.
Tak luput dari pusat perhatian, penampilan Duta Besar Arto dan istrinya, Dewi Ratna Suryodipuro juga membuat banyak mata memandang, Dubes Arto mengenakan Beskap Solo (hitam) dan songket Palembang berwarna dasar merah dengan goresan motif keemasan, mencerminkan karakteristik kepemimpinan yang kuat. Tak kalah menarik, Ibu Dewi R. Suryodipuro bersanggul nasional mengenakan Kebaya (batik) Kartini panjang berwarna kuning keemasan dengan gradasi warna kemerahan dan berkain songket, meski tampak sederhana namun tetap anggun dan elegan.
Malam diplomatik semakin meriah dengan penampilan live show kolaborasi dua artis dari Indonesia dan India, yaitu harpis tanah air Maya Hasan dan pemain biola terkenal India Sunita Bhuyan. Mereka membawakan lagu-lagu daerah dan kontemporer, baik India maupun Indonesia seperti Angin Mamiri, Sipatokaan, Sempurna, Cintaku, Love Never Felt So Good, Kopi Dangdut, Last Flower, Save The Last Dance, Sepanjang Jalan Kenangan, dan sebuah lagu India yang digandrungi oleh para pecinta Bollywood Indonesia yaitu Kuch-kuch Hota Hai.
Tabuhan tabla dan dentingan piano juga turut memperkaya musikalitas duet kolaborasi Maya Hasan dan Sunita Bhuyan malam itu. Para tamu turut menikmati suasana kemeriahan. Tak terkecuali, Dubes Philipina yang ikut berdansa terbawa suasana serta ritme lagu yang dinyanyikan oleh Ronald Silitonga, penyanyi jebolan ajang Indonesian Idol.
Para tamu juga disuguhkan berbagai ragam menu khas nusantara yang otentik dan lezat dengan tampilan platting yang manarik. Menu utama antara lain soto ayam, ayam panggang, rendang, ikan bakar slice, tahu kukus, tumis kangkung dan tentunya tidak ketinggalan menu favorit sate ayam dan gado-gado.
Menu tersebut merupakan menu khas Indonesia yang sebelumnya diperkenalkan oleh 4 Chef ternama Indonesia (Yuda Bustara, Kevindra Sumantri, Gupta Sitorus, dan Primo Rizky) pada acara Food Festival 2019 yang diadakan KBRI New Delhi pada Agustus 2019 lalu, dan saat ini sudah jadi menu tetap untuk Asian Section, restoran the Qube, The Leela Palace Hotel, New Delhi.
Untuk melengkapi sajian malam diplomatik, tak lupa beraga menu India ikut disajikan antara lain paneer spring onion masala, dal jamavar dan beberapa jeni roti khas India antara lain butter naan, laccha pudiana parantha dan missi roti. Sementara menu kudapan yang disajikan adalah kolak pisang, dadar gulung dan puding sagu. Terdapat beragam komen positif disampaikan oleh para tamu yang memuji kelezatan kuliner Indonesia. (red)