JAKARTA – Siapa yang tak kenal gurami (Osphronemus gouramy)? Ikan air tawar yang sangat populer di Asia Tenggara dan Asia Selatan ini tak hanya enak untuk dikonsumsi, tapi juga memiliki kandungan gizi yang tinggi dan baik untuk tubuh karena mengandung protein, vitamin A dan B, serta asam amino. Selain itu, gurami memiliki kadar air tinggi dan kandungan lemak yang rendah.
Gurami sendiri merupakan komoditas penelitian Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI), Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). BRPI pun terus melakukan inovasi pada berbagai produk hasil riset yang bersifat potensial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satu hasil yang didapatkan adalah benih ikan gurami hibrida unggulan yang dihasilkan dari perkawinan silang antara gurami jantan Jambi dengan gurami betina Majalengka yakni, gurami Bima.
Berdasarkan uji lapangan, gurami Bima terbukti lebih unggul dari ikan gurami lokal lainnya dalam sejumlah hal, diantaranya yakni tahan terhadap serangan penyakit, khususnya akibat bakteri mycobacterium fortuitum dan prospektif sebagai varietas ikan gurami unggul tumbuh cepat. Disamping itu, gurami Bima juga bernilai ekonomis penting, karena mempunyai nilai pasaran yang tinggi, volume produksi makro yang tinggi dan luas, serta mempunyai daya produksi yang tinggi.
Pada Juni 2021, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mencanangkan Kampung Gurami Bima di Nagari Suliki, Kecamatan Suliki, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Sebagaimana diketahui, pembangunan kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal, merupakan satu dari tiga program terobosan KKP yang digaungkan Menteri Trenggono. Program ini pun terus digiatkan di seluruh pelosok Indonesia, untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
Kabupaten Limapuluh Kota dipilih sebagai lokasi Kampung Gurami Bima, dikarenakan potensial dalam pengembangan perikanan air tawar yang ditunjang dengan letak geografis yang strategis dan dilengkapi dengan kekayaan sumber daya genetik ikan pada 15 aliran sungai besar, dengan ditemukan 589 jenis ikan air tawar di perairan Sumatera Barat. Keberadaan ikan gurami di Kabupaten Limapuluh Kota juga sangat penting karena ikan ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan adat dan budaya masyarakat setempat.
Adanya Kampung Gurami Bima di Kabupaten Limapuluh Kota, diharapkan dapat mengoptimalkan produksi benih per tahun sebanyak 150 juta ekor benih (peningkatan sebesar 55 persen) dan mampu menjadi kabupaten yang mandiri dalam penyediaan benih gurami dan meningkatkan produktivitas perikanan budidaya, serta membuka lapangan pekerjaan.
Awal mula penelitian Gurami Bima
Upaya peningkatan performa pertumbuhan gurami Bima dilakukan melalui program riset peningkatan mutu genetik, ‘Pembentukan Varietas Unggul Ikan Gurami Tumbuh Cepat’ yang dimulai pada tahun 2014. Penelitian ini dimulai dengan melakukan koleksi ikan gurami dari beberapa populasi yang berbeda. Antara lain Majalengka, Tasikmalaya, Jambi dan Kalimantan.
Di tahun 2015, dilakukan karakterisasi genotipik dengan hasil yang menunjukkan bahwa populasi Jambi dan Majalengka memiliki hubungan kekerabatan paling jauh, sehingga potensial untuk digunakan dalam upaya pemuliaan melalui program hibridisasi. Pada tahun 2016-2017, dilakukan evaluasi performa pertumbuhan, dimana hasilnya menunjukkan bahwa persilangan antara induk betina gurami Majalengka dengan induk jantan gurami Jambi terbukti memiliki nilai heterosis yang tinggi, yaitu sebesar 32,68 persen pada umur 14 bulan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ikan gurami hibrida prospektif sebagai varietas ikan gurami unggul tumbuh cepat.
Pada tahun 2018, uji multilokasi pun dilakukan dan menunjukkan hasil bahwa ikan gurami hibrida ini memiliki pertumbuhan 26,97 persen lebih cepat daripada ikan gurami lokal di Tulungagung. Sedangkan hasil uji multilokasi di Sukamandi menunjukkan bahwa ikan gurami hibrida tumbuh cepat memiliki pertumbuhan 17,18 persen lebih cepat daripada ikan gurami Galunggung Super. Berdasarkan hasil pengujian performa ketahanan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila dan bakteri Mycobacterium fortuitum, juga menunjukkan bahwa benih ikan gurami hibrida ini memiliki ketahanan yang lebih tinggi daripada benih ikan gurami Galunggung Super hasil rilis Balai Pengembangan Budidaya Ikan Gurami dan Nilem (BPBIGN) Singaparna. Sementara itu, berdasarkan hasil uji toleransi lingkungan, didapatkan bahwa benih ikan gurami hibrida ini memiliki ketahanan toleransi yang lebih tinggi terhadap paparan cekaman suhu, salinitas serta pH.
Pemilihan nama Bima untuk ikan gurami hibrida hasil pemuliaan tersebut bukan semata karena perkawinan silang antara gurami jantan Jambi dan gurami betina Majalengka, namun juga terinspirasi dari tokoh pewayangan, di mana terdapat sosok Bima yang hebat dan bertubuh kuat, layaknya potensi yang dimiliki gurami hibrida tersebut. (rahmat)