NEW DELHI – Sejak diterapkan kebijakan lockdown oleh Pemerintah India untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19 pada 26 Maret 2020 lalu, KBRI New Delhi secara aktif melakukan penyaluran bantuan berupa logistik kesehatan, bahan pangan, dan kebutuhan dasar lainnya kepada WNI yang tersebar di berbagai wilayah India dan juga secara khusus dukungan akademis yang diberikan kepada para pelajar Indonesia yang berada di beberapa universitas yang menjadi titik konsentrasi pelajar Indonesia di India.
Meski harus menempuh perjalanan darat selama sekitar 26 jam untuk tiba di 5 kota dari dua state, yakni Punjab (Mohali, Jalandarh, dan Ludhiana) dan Himachal Pradesh (Shimla dan Dharamsala, KBRI New Delhi melalui Atase Pendidikan dan Kebudayaan tetap antusias melaksanakan program outreach dalam rangka penyaluran bantuan kepada para pelajar Indonesia di wilayah tersebut. Walaupun jumlah pelajar yang masih tersisa di wilayah tersebut terbilang sedikit, yakni 9 orang.
Senyum gembira bercampur haru terpancar di wajah Vivi Siskayanti yang biasa disapa Vivi saat pertama kali bertemu perwakilan KBRI New Delhi di Dharamsala, sebuah pusat kota yang menjadi tempat tinggal bagi para pengungsi Tibet di India dan juga menjadi rumah untuk seorang tokoh dunia, Dalai Lama ke-14.
Vivi menjadi satu-satunya pelajar asal Indonesia yang menekuni jurusan seni lukis Thangka Arts di Institute of Tibetan Thangka Arts, Dharamsala atas biaya sendiri. Seni lukis Thangka biasanya berbahan dasar kain sutra yang bersulam dan menggambarkan figur dan tokoh suci Buddha, persitiwa ataupun mandala. Tidak tanggung-tanggung, Vivi harus melewati durasi belajar selama 5 tahun untuk menjadi pakar dalam bidang seni lukis Thangka, dan saat ini sudah tahun ke-2 bagi Vivi.
“Aku terharu sekali bisa jumpa dengan sesama orang Indonesia, apalagi dikunjungi KBRI New Delhi, rasanya jadi obat rindu dengan keluarga di tanah air. Terima kasih banyak atas bantuan dan perhatian Bapak/Ibu di KBRI yang sudah mau datang jauh-jauh ke pelosok pegunungan Dharamsala” ujar Vivi, yang berasal dari Kisaran, Sumatera Utara.
Selain Vivi, ada dua orang pelajar Indonesia lainnya di Dharamsala yang memperoleh beasiswa Kadam Choeling Indonesia di bawah Yayasan Wilwatikta, yang memilih untuk tidak kembali ke Indonesia selama situasi pandemi Covid-19, yakni Fitri, mahasiswi yang mendalami Bahasa dan Filosofi Tibet di Library of Tibetan Works and Archives dan Farianto, mahasiswa jurusan Tibetan Philosophy di Gyuto Monastery Buddhist Dharamsala. Mereka memutuskan untuk tetap berada di Dharamsala karena alasan kesibukan akademis dan keamanan jika harus melakukan perjalanan jauh untuk pulang ke Indonesia. Selain itu, tidak tersedianya penerbangan internasional reguler juga menjadi alasan utama untuk tetap berada di Dharamsala.
Kegiatan outreach kepada para pelajar Indonesia tersebut, adalah bentuk kepedulian dan perlindungan bagi WNI di India, khususnya dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 yang telah mendesak pemerintah India untuk menerapkan kebijakan lockdown secara ketat dan masif. Imbasnya, WNI yang berada di India mengadapi kesulitan karena banyak fasilitas publik yang tidak beroperasi.
Sebelum menuju Himachal Pradesh, tim KBRI New Delhi lebih dulu mengunjungi pelajar yang berada di Negara Bagian Punjab, yang masih tersisa 5 orang pelajar Indonesia saja, karena 32 orang lainnya sebagian besar telah kembali melalui program Repatriasi Mandiri yang difasilitasi oleh KBRI New Delhi.
Lima orang pelajar tersebut, yaitu Ananda Yudistira di Chandigarh University (CU) jurusan Animation Gaming (S1) mahasiswa Indonesia yang tinggal sendirian dari 27 teman Indonesia di CU, Sekar Arum Dwitardjo Adita dan Baitul Ma’mur Muntaha di Lovely Professional University (LPU) jurusan Airlines Tourism and Hospitality (S1), Hepy Marodia di Sandeep Singh College University jurusan Computer Application (S1), dan Desta Maryani di PCTE Group Institute jurusan Fashion Designer (S2).
Mereka mengaku bahwa selama masa pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi efektivitas belajar, karena terpaksa harus mengikuti kelas secara virtual, sementara beberapa jurusan yang mereka tekuni membutuhkan interaksi langsung dengan para civitas akademik dan objek belajar.
Selain 5 mahasiwa di Punjab, bantuan juga diterima oleh Epti W. Sejati, mahasiswa S2 jurusan Journalism and Mass Communication di Himachal Pradesh University (HPU), di Shimla. Menurutnya situasi pandemi ini mengakibatkan terhambatnya proses akademis di kampusnya, di mana semua mahasiswa diharuskan mengosogkan asrama, tidak terkecuali mahasiswa asing. Untuk itu, Epti terpaksa harus keluar dari asrama kampus dan menyewa kamar kos yang dekat sekitar kampus.
Namun demikian, menurut mahasiswi asal Klaten itu, lingkungan di Shimla yang merupakan salah satu destinasi wisata popular di India relatif aman untuk dijadikan tempat belajar. Selain pemandangan alam yang indah, Epti mengaku banyak temannya dari negara lain dan local India yang membantu selama masa Covid-19 ini.
Sejak pemberlakukan lockdown pada 26 Maret 2020, Atdikbud KBRI New Delhi secara aktif dan bertahap menyalurkan bantuan kepada para WNI pelajar yang di berbagai konsentrasi pelajar Indonesia antara lain Delhi NCR, Uttar Pradesh, Punjab, Himachal Pradesh, West Bengal, Karnataka, Tamil Nadu, Madya Pradesh, dan Kerala, dengan total 242 orang di India dan sebanyak 127 orang di antaranya sudah kembali ke tanah air melalui program repatriasi maupun pulang sebelum diterapkannya kebijakan lockdown di India.
Untuk menjamin keamanan dan kondisi para pelajar Indonesia yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India, KBRI New Delhi membangun berkomunikasi aktif dengan anggota PPI India yang masih tertahan untuk memastikan kondisi mereka dalam keadaan baik. Selain itu, dengan melibatkan Ketua PPI India, Fikri, mahasiswa Aligarh Muslim University juga kesempatan untuk menyapa dan mengetahui kondisi serta potensi mereka untuk selanjutnya dapat dilibatkan dalam kegiatan PPI India.
Saat menjenguk para pelajar Indonesia, Atdikbud KBRI New Delhi, Lestyani Yuniarsih, menghimbau agar mereka tetap fokus dalam belajar dan senantiasa mematuhi peraturan, regulasi serta bersikap kooperatif kepada otoritas setempat. (red)