TIDAK terlalu ekstrim bila dibandingkan dengan mendaki gunung terjal atau menyusuri sungai-sungai beriak untuk rafting, akan tetapi Gua Pindul memiliki pesona dan tantangan tersendiri.
Wonosari DIY tepatnya berada di Desa Wisata Bejiharjo atau disingkat dengan nama Dewa Bejo ini, pertama kalinya diperkenalkan ditemukan pada tahun 2010 oleh warga setempat, kemudian bersama mahasiswa UGM yang kerap melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) perlahan dikembangkan menjadi daerah objek wisata. Dari aktivitas wisata tersebut kini turut menambah pndapatan daerah, dan khususnya warga yang selama ini lebih mengandalkan pada hasil pertanian dan peternakan.
Banyak paket wisata yang ditawarkan di objek Gua Pindul. Mulai dari wisata rafting menelusuri Gua  Pindul yang berjarak lintasan ±350m, hingga rafting menelusuri aliran sungai Oyo yang letaknya diluar dan lebih rendah dari goa Pindul, dengan panang lintasan mencapai 2 km. Uniknya dalam rafting kali ini sebagai pengganti perahu karet, kita cukup menggunakan ban mobil bekas berukuran besar, dan tentunya perlengkapan pengaman lain seperti rompi pelampung, sepatu karet dan helm.
Untuk menikmati dua paket yang ditawarkan dan paling banyak digemari, yakni menelusuri goa Pindul dan sungai Oyo. Cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 80 ribu/orang kita sudah bisa menikmati keindahan alam yang menakjubkan. stalagmit/stalagnit dan berbagai batu hasil seidimentasi bisa kita temukan didaerah ini dengan mayoritas berwarna putih.
Didalam Gua Pindul, kita akan menemukan stalagnit Batu gong, air mutiara, dan lelehan batu berbentuk seperti tirai (batu tirai). Sayang lembaran batu tirai sebagian patah karena diterjang banjir. Kabar baiknya, berdasar keterangan seorang pemandu rafthing tirai baru akan terbentuk nanti karena lelehan batu masih terus terjadi.
Aliran sungai yang melintasi gua begitu tenang dan terasa dingin. Kedalaman air didalam gua bisa mencapai 12 meter. Saat kita berada diudalam goa, tentu saja keadaan gelap gulita karena itu sebaiknya jangan lupa membawa senter. Bagi yang senang berfoto selfie, jangan lupa untuk menngunakan kamera anti air atau HP cukup dibungkus rapat dengan plastik bening untuk menghindari cipratan air.
Selain batu tirai, masih ada keindahan lain yakni 2 stalagmit terbesar yang satu diantaranya bahkan telah menyentuh bumi. Beberapa stalagmit ada yang disebut sebagai batu gong karena saat dipukul dengan tangan mengeluarkan bunyi seperti suara gong yang dipukul. Lalu ada lagi beberapa titik ‘batu mutiara’, disebut batu mutiara karena jika dipandang dari bawah memang ujung stalagmit tersebut seperti menyimpan mutiara. Konon bagi siapapun yang terkena tetesan saat melintas dibawahnya akan terlihat awet muda.
Pada dinding-dinding dan langit goa terdapat banyak binatang kalong/kelelawar yang bertengger. Beberapa meter menjelang pintu keluar, kita bisa melihat keangkasa dari sungai didasar gua. Ya, pada bagian atas memang terdapat lubang yang membuat sinar matahari bisa masuk menembus beningnya air sungai.
Selesai rafting menyusuri gua, kini perjalanan dilanjutkan dengan memakai mobil bak terbuka untuk menuju rute rafting berikutnya di sungai Oyo.
Kita juga akan menemukan monumen Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman dilokasi bekas markasnya dulu. Yang letaknya sedikit lebih tinggi dari Gua Pindul. Kemudian selama perjalanan kita juga melihat perkebunan hasil kebun/bumi masyarakat setempat seperti pembenihan ikan, padi, hingga perkebunan pohon minyak kayu putih (cacuput oil).
Sekarang mulailah kita rafting di sungai Oyo. Lintasan yang ditempuh tidak sepanjang objek wisata rafting di sungai Ciherang atau Citarik, Jawa Barat, tapi masih cukup asyik untuk dilalui apalagi terdapat air terjun dan jembatan penyebrangan untuk melompat ke sungai.
Jernihnya Sungai Oyo yang terpantul warna hijau, dengan kedalaman 15 centimeter hingga 10 meter dikala musim kemarau seperti ini. Membuat kita bisa melihat dasar sungai yang banyak terdapat batu berwarna putih.
Menurut Pak Hariyadi, salah satu pemandu wisata dari Dewa Bejo, waktu terbaik untuk berkunjung ke Gua Pindul memang dimusim kemarau, sedangkan Sungai Oyo justru di musim hujan karena pada musim hujan aliran air di sungai Oyo menjadi begitu deras dan lebih dalam dari sekarang.
“Namun buruk bagi gua Pindul karena musim hujan bisa membuat permukaan air didalam gua meninggi, dan ini akan membahayakan pengunjung masuk kedalamnya,” Pak Hariyadi.
Masih banyak objek wisata lainnya yang masih tengah digali dan ditawarkan oleh Dewa Bejo, termasuk kawasan pantai disekitar gunung kidul. Penasaran? Lebih baik datang langsung ke gunung Kidul, jangan lupa melintasi bukit Bintang yang pemandangan alamnya tidak jauh berbeda seperti puncak, dimana kita bisa melihat sebagian kota Yogyakarta dari atas. (santi/gr)
Foto ilustrasi (ist)