GNI Klaem Telah Melaksanakan Fungsinya

Foto gedung Galeri Nasional Idonesia

Selain Pameran Temporer, GNI juga telah melaksanakan program pelayanan edukasi, publikasi, dan kemitraan seputar karya seni rupa dan eksistensi GNI yang ditujukan kepada para pelajar, guru, perupa, komunitas seni, pengelolaan lembaga seni budaya, dan masyarakat luas.

JAKARTA – Galeri Nasional Indonesia (GNI) mengklaem telah melaksanakan berbagai program, diantaranya pameran (Pameran Tetap dan Temporer); pelayanan edukasi, publikasi, dan kemitraan seputar karya seni rupa dan eksistensi GNI; serta perawatan koleksi (konservasi/restorasi) dan akuisisi atau pengadaan koleksi. Pada Pameran Tetap (Permanent Exhibition) yang kembali dibuka pada 7 Oktober 2015, ditampilkan karya koleksi GNI / Koleksi Negara yang dipresentasikan berdasarkan periodisasi perjalanan seni rupa Indonesia mulai tahun 1800-an hingga sekarang. Di penghujung 2016, GNI melakukan Penataan Pameran Tetap, antara lain berupa perbaikan data, perbaikan kondisi ruang pamer, juga penambahan tiga koleksi untuk dipamerkan di Pameran Tetap. Di antaranya karya Hanafi, Oscar Motuloh, dan Siti Adiati. Pameran Tetap dengan kondisi baru ini dapat diakses pengunjung mulai 2017.

Bacaan Lainnya

GNI sendiri yang bernaung di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan Permendikbud Nomor 32 Tahun 2015 yaitu melaksanakan pengkajian, pengumpulan, registrasi, perawatan, pengamanan, pameran, kemitraan, edukasi, pendokumentasian dan publikasi karya seni rupa. Sejak berdiri pada 1998 dengan peresmian operasional pada 8 Mei 1999, GNI telah mengemban tugas dan fungsi tersebut hingga sekarang (2016).

Sedangkan pada Pameran Temporer (Temporary Exhibitions), sepanjang tahun 2016 telah digelar 23 Pameran Temporer di GNI. Beberapa diantaranya adalah “17|71: Goresan Juang Kemerdekaan” Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia; Pameran Southeast Asia Plus (SEA+) Triennale 2016 “Encounter: Art from Different Lands”; Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia “Manifesto V: Arus”; Pameran Seni Rupa Karya Guru Seni Budaya 2016 “Alur”; The 4th Jakarta Contemporary Ceramics Biennale (JCCB-4) “Ways of Clay: Perspectives Toward the Future”; serta pameran tunggal beberapa perupa seperti Srihadi Soedarsono, Otto Djaya, Hanafi, Titis Jabaruddin, Haryadi Suadi, V. A. Sudiro, Arfial Arsad Hakim, Fendry Ekel, Lenny Ratnasari Weichert, dan RB. Ali. Pameran yang dikemas dalam berbagai media dan tema tersebut diselenggarakan oleh GNI secara mandiri maupun kerjasama dengan instansi terkait.

Selain Pameran Temporer, GNI juga telah melaksanakan program pelayanan edukasi, publikasi, dan kemitraan seputar karya seni rupa dan eksistensi GNI yang ditujukan kepada para pelajar, guru, perupa, komunitas seni, pengelolaan lembaga seni budaya, dan masyarakat luas. Program ini telah dilaksanakan dalam bentuk pameran dalam rangka World Culture Forum 2016; Sosialisasi Eksistensi Galeri Nasional Indonesia di Bontang (Kalimantan Timur), Gorontalo, dan Kendari (Sulawesi Tenggara); Program Bimbingan dan Edukasi “Menjadi Apresiator Seni yang Terhebat” di Jakarta, Bandung, dan Solo; Workshop Melukis Model, Melukis di atas T-Shirt, Melukis Tas Kanvas, Pengelolaan Koleksi Museum; serta dukungan kepada 17 seniman Indonesia dalam event seni rupa di forum Internasional.

Berbagai program GNI baik Pameran Tetap, Pameran Temporer, serta program pelayanan edukasi, publikasi, dan kemitraan, telah diapresiasi oleh masyarakat luas yang terdiri dari berbagai latar belakang dan usia, meliputi seniman, kritikus seni, pecinta seni, pejabat, akademisi, mahasiswa, pelajar, awak media, pelaku usaha, kolektor, hingga masyarakat awam yang tertarik dengan seni rupa. Per 1 Desember 2016, pengunjung maupun peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan di GNI tercatat sekitar 231.747 pengunjung (tidak termasuk kegiatan yang diselenggarakan GNI di luar kota dan Pameran JCCB-4). Jumlah pengunjung ini apabila dibandingkan dengan jumlah pengunjung yang datang ke GNI pada 2015, mengalami kenaikan sebesar 66 persen. Sedangkan jumlah karya yang ditampilkan di GNI sepanjang tahun 2016 tercatat per 1 Desember sebanyak 1.881 karya. Hal ini mengalami kenaikan sebesar 38 persen dibandingkan dengan jumlah karya yang ditampilkan di GNI pada tahun 2015. Untuk seniman yang difasilitasi GNI sepanjang tahun 2016, tercatat sejumlah 851 seniman. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 5 (lima) persen dibanding total seniman yang difasilitasi di GNI selama tahun 2015.

Untuk perawatan koleksi (konservasi/restorasi) dan akuisisi koleksi, pada tahun 2016 ini GNI melakukan konservasi preventif pada 795 karya, restorasi enam buah karya yang mengalami kerusakan signifikan, serta pengadaan (akuisisi) koleksi seni rupa karya seniman pilihan tim juri yang terdiri atas tim kurator GNI untuk dijadikan sebagai koleksi GNI (koleksi Negara). Karya yang diakuisisi tersebut diantaranya “Bermain Dakon” karya Siti Adiyati, “Potret Diri” (1988) karya Soenarto PR, “Merapi” (2013) karya Chandra Johan, serta “Atlantis Van Java” dan “Soulscape Road” karya Oscar Motuloh.

Menyongsong tahun 2017, GNI telah menyusun sederet program terencana. Diantaranya terkait dengan pembangunan fisik atau pengembangan infrastuktur, dan pengembangan organisasi tata kerja untuk menuju peran dan fungsi lembaga Galeri Nasional Indonesia yang lebih baik dan representatif. Sedangkan program yang terkait dengan kegiatan pameran temporer, Galeri Nasional Indonesia mengagendakan berbagai pameran seni rupa. Beberapa diantaranya adalah Pameran Seni Rupa Nusantara; Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia; Pameran Triennale Seni Patung Kontemporer Indonesia; Pameran Keliling GNI di Lampung dan Gorontalo; Pameran Gambar Cadas; pameran tunggal beberapa perupa Indonesia, antara lain Nasjah Djamin, Natee Utarit, Yuswantoro Adi, Budi Ubrux, dan Hafiz Rancajale, serta Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia di Brussels dan Antwerp, Belgia dalam rangka Indonesia sebagai Guest Country EUROPALIA 2017.(rl/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan