Gerak Materi Covid-19

Arkilaus Baho

Oleh: Arkilaus Baho

Problem seleksi alam tak bisa di abaikan, bahkan di tiadakan. Saat ini manusia menghadapi pandemi corona, atau saya menyebutnya gerak materi corona-19. Sebelumnya SARS, Ebola, bahkan berbagai virus silih berganti di alami manusia. Toh, tidak ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus. Virolog mengatakan bahwa dunia farmasi hanya mampu meracik obat untuk meredakan sakitnya manusia dari virus, bukan membunuh virus itu sendiri. Sakit flu misalnya sudah ada sejak manusia ada di muka bumi ini jutaan tahun lalu. Sampai sekarang belum ada obat yang membunuh flu. Hanya meredakan sakitnya saja.

Gerak evolusi corona yang begitu cepat, meluas dengan cara ber-inang melalui ruang pernafasan manusia, melalui kontaminasi liur penderita itu, perlu adanya pencegahan melalui tindakan cepat, massal dan massif, demi memperlambat laju Corona. Kesigapanya, dalam mengaplikasikan birokrasi di negara masing-masing, agar tidak lamban mencegah pandemi mematikan itu. Dengan cara membatasi lalu lintas manusia lintas daerah, negara maupun benua.

Sebab, Covid19 yang pertama kali di laporkan ke WHO pada tanggal 31 Desember 2019. Awalnya, total terdapat 2.794 kasus virus corona yang terkonfirmasi. Jumlah korban meninggal hanya ditemukan di China. Terdapat 80 korban meninggal dari 2.737 kasus yang ada di negara Tirai Bambu tersebut.

Gerakan hadapi persebaran Covid yang begitu cepat dan meluas harus dilakukan dengan totalitas. Birokrasi terkait penangananya harus diaplikasikan secepatnya. Dilakukan secara massal, massif dan terkoordinasi secara utuh. Apalagi negara Indonesia terdiri dari ribuan pulau, akses laut, darat, udara. Arus masuk manusia pun tidak mudah dipantau. Maka itu, perlu kerja bersama rakyat dan pemerintah, dalam mengawasi dan menjaga lingkungan sekitarnya.

Seleksi Alamiah COVID-19

Bukan hanya menyebabkan gangguan pada paru-paru, infeksi virus Corona juga bisa menurunkan fungsi organ-organ tubuh lainnya, sehingga kondisi penyakit kronis yang sudah dimiliki penderita akan semakin parah, bahkan sampai mengakibatkan kematian.

Lima bulan pasca di laporkan, Corona Virus (covid-19), masih mengancam nyawa manusia di manapun. Hingga tanggal 5 April 2020, terdapat 206 negara dan wilayah di seluruh dunia yang telah melaporkan pandemi tersebut. Dari 1.204.261 orang yang positif terinfeksi Covid-19, 64.804 di antaranya meninggal dunia dan 247.354 telah dinyatakan sembuh.

Membutikan bahwa virus corona COVID-19 buatan manusia, para ilmuwan bekerja keras untuk membuktikan bahwa corona adalah sebuah virus mematikan yang terbentuk secara alami, tidak ada bukti bahwa virus itu dibuat di laboratorium atau di rekayasa secara lain. Menurut Dr Kristian Andersen, seorang profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research, mengatakan, dengan membandingkan data sekuens genom yang tersedia untuk strain coronavirus yang di ketahui, dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal melalui proses alami

Bukti evolusi alami ini didukung oleh data pada tulang punggung serangga, keseluruhan struktur molekulnya. Namun, para ilmuwan menemukan bahwa tulang punggung dari coronavirus baru berbeda secara substansial dari coronavirus yang sudah dikenal dan sebagian besar menyerupai virus terkait yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling. Menurut ilmuwan, mutasi pada bagian RBD dari protein lonjakan dan tulang punggung yang berbeda, mengesampingkan manipulasi laboratorium sebagai potensi asal untuk SARS-CoV-2

Totalitas Cegah Covid-19

Penularan virus begitu cepat dan menyebar seiring aktivitas manusia, membuat negara yang menghadapinya, bekerja dengan cepat untuk mengatasi wabah tersebut. China sebagai negara pertama yang melaporkan pandemi itu, sukses membangun rumah sakit darurat, mobilisasi tenaga medis dan peralatan, sehingga dalam waktu dua minggu lebih, sukses mengatasi pandemi covid.

Medis, peralatan medis, rumah sakit, anggaran, wajib didahulukan. Pembatasan psikis pun tak luput. Hingga kini, sampai pelosok Indonesia, sebagian besar rakyat bergotong royong menyadarkan diri mereka dan menjaga lingkunganya. Akses di batasi, tempat keramaian di batasi, beribadah pun tak luput dari himbauan agar tidak berkumpul dalam rumah ibadah, sekolah dari rumah, berkantor dari rumah, wajib pakai masker walaupun tidak sakit. Beberapa bandara di tutup untuk lalu lintas angkutan manusia, hanya di khususkan untuk angkut kebutuhan logistik dan medis.

Sebagaimana Virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Virus ini juga bisa menular dari manusia ke manusia lewat percikan air liur penderitanya. Maka itulah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh manusia, sebagaimana rujukan pihak terkait, antara lain: Mencuci tangan secara teratur dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60%, Menggunakan masker saat sedang sakit, Menghindari kontak dengan orang yang sakit, Menghindari pergi ke tempat-tempat yang ramai, seperti pusat perbelanjaan, terminal, atau stasiun, Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan serta mengonsumsi obat secara rutin untuk penyakit yang diderita

Langkah pencegahan untuk meminimalisir korban manusia tersebut, sejatinya proses alamiah dalam hidup manusia ketika menghadapi ancaman. Bahwa evolusi mahluk hidup terjadi dari proses seleksi alam lalu bermutasi. Bergerak dari dalam dirinya (gerak materi) itu sendiri. Hidup atau matinya Corona, hanya dari dalam dirinya sendiri. Ilmuwan mengatakan, virus tersebut sampai ke paru-paru dalam rentang waktu 14 hari sejak terkontaminasi. Bahkan penemuan lain juga mengatakan bahwa Covid-19 mampu menyembuhkan dirinya sendiri jika sistem imun tubuh manusia tidak lemah. (***)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *