GELAR Budaya Jogja 2015 hari kedua pada Malam ini, Rabu (29/7/2015) digelar di Pagelaran Kraton Yogyakarta akan dilaksanakan dua pertunjukkan tari dan sebuah pertunjukan drama tari.
Adapun cerita singkatnya, diantaranya:
Tari Sancaya Kusumo Wicitro (Kraton Kasunanan Surakarta)
Wireng pethilan Sancaya Kusumo Wicitro ini diambil dari episode Cakrawala duta pada pakem wayang Pustaraja Madya. Dikisahkan bahwa keberlangsungan raja-raja di Tanah Jawa diyakini berasal dari wangsa atau kerturunan Kusumowicitro. Di pihak lain yaitu wangsa Sancaya ingin mengambil alih kekuasaan dengan cara membunuh semua keturunan atau dinasti wangsa Kusumowicitro. Maka peperanganpun terjadi antara Sancaya melawan Kusumowicitro, namun kemenangan berpihak kepada Kusumowicitro.
Tari Bandayudha (Kraton Kasunanan Surakarta)
Beksan Wireng Bandayudha ini diciptakan oleh Paku Buwono IV (1787-1820 M). Tari ini diilhami oleh tari Wireng Lawung yang diciptakan oleh Sultan Agung di Mataram (1613-1645 M) yang menceritakan empat orang prajurit sedang berlatih perang dengan menggunakan senjata tombak. Simbolisme yang digambarkan dalam tarian ini adalah manusia dalam hidupnya senantiasa disertai oleh empat macam hawa nafsu yakni amarah, aluamah, supiah, dan mutmainah. Keempat hawa nafsu inilah yang senantiasa mempengaruhi tingkah laku manusia sehari-hari.
Lelangen Beksan Mintaraga (Puro Pakualaman Yogyakarta)
Raden Mintaraga menepati janji akan membantu membasmi kenistaan dan keangkaramurkaan di jagad raya. Dengan laku tapa brata (semedi) akhirnya R. Mintaraga mendapatkan jalan untuk mengalahkan Prabu Newata Kawaca. Kala itu Prabu Newata Kawaca yang terkenal sakti mandraguna ingin menghancurkan Jonggring Saloka, karena permohonannya untuk menimbang Dewi Supraba ditolak oleh para dewa.
Raden Mintaraga yang menghadapi Prabu Newata Kawaca akhirnya kalah tidak berdaya. Prabu Newata Kawaca merasa senang dan bahagia mendapatkan Dewi Supraba. Ia tertawa, namun lupa bahwa saat ia membuka mulut terlihat bahwa di pangkal lidahnya terdapat sumber kesaktiannya. Mengetahuinya Raden Mintaraga yang kalah kembali mengambil kesaktian Prabu Newata Kawaca. Pada akhirnya Prabu Newata Kawaca kalah lemas dan mati. Dengan demikian hasrat Raden Mintaraga membasmi keangkaramurkaan telah berhasil dan oleh Batara Guru beserta para dewa dipersilahkan untuk mempersunting Dewi Supraba. (gr/ist)
Foto ilustrasi (ist)