Film ‘Battle of Surabaya’ undang decak kagum warga Argentina

film Battle of Surabaya

BUENOS AIRES – Argentina – Langkah kaki Musa gontai saat ia mendapati kota Surabaya hancur lebur karena serangan tentara Sekutu. Satu per satu surat para pejuang Indonesia yang ia bawa, ia baca. Sambil menitikkan air mata, ia mengingat pesan ibunya yang telah berpulang, bahwa tidak ada yang menang dalam perang. Itulah salah satu adegan film ‘Battle of Surabaya’ yang berhasil memancing tangis haru penonton yang menyaksikan film tersebut secara daring pada Festival Budaya ‘Vive Asia’.

Film animasi karya anak bangsa ‘Battle of Surabaya’ menjadi salah satu acara yang ditampilkan KBRI Buenos Aires dalam Festival ‘Vive Asia’ bulan November 2020. Film ini dipilih untuk memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November. Agar dapat dinikmati masyarakat setempat, film dilengkapi dengan subtitle dalam bahasa Spanyol yang dikerjakan oleh putra-putri diaspora Indonesia di Argentina.

Bacaan Lainnya

Para penikmat film yang menonton memberikan apresiasi dan sambutan yang hangat. Paula Fernández, misalnya, mengagumi apiknya cerita dan animasi yang dibuat. Begitu pula dengan Maria Sol Porco. Ia memuji pesan perdamaian yang dibawa film tersebut. Sementara bagi diaspora Indonesia, film ‘Battle of Surabaya’ berhasil mengobati rasa rindu sekaligus membawa mereka mengenang jasa pahlawan yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Duta Besar RI Buenos Aires, Niniek Kun Naryatie, menyampaikan bahwa pemutaran film ‘Battle of Surabaya’ merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memperkenalkan Indonesia kepada publik Argentina. “Kedua negara mungkin jauh secara geografis, tetapi masyarakatnya tidak boleh merasa jauh satu sama lain”, pungkasnya.

Inilah mengapa putra-putri diaspora Indonesia dilibatkan dalam pembuatan subtitle film dalam bahasa Spanyol. Mereka yang merupakan generasi kedua diaspora sudah tidak lagi rutin berbahasa Indonesia. Dalam menerjemahkan pun, mereka harus dibantu orang tuanya yang merupakan diaspora generasi pertama. Namun, justru dari kesempatan yang diberikan, mereka dapat bersinggungan kembali dengan bahasa Indonesia, sekaligus menambah pengetahuan mengenai keindonesiaan mereka. Bagaimanapun, diaspora adalah aset diplomasi yang berharga dan berperan besar dalam memperkenalkan Indonesia secara lebih nyata di luar negeri. Demikian dijelaskan Dubes Niniek.

Walaupun berlatar belakang Perang Dunia II, kisah pada film tersebut tidak dititikberatkan pada perang, melainkan pada pengorbanan dalam melindungi orang terkasih. Pada akhirnya, perang selalu membawa kerugian, kehancuran, dan penyesalan.

Pertunjukan Gamelan dan alumni Darmasiswa berbagi cerita

Selain pemutaran film ‘Battle of Surabaya’, dalam festival ini, KBRI Buenos Aires juga menampilkan pertunjukan gamelan dari ‘Sang Bagaskara’. Ini adalah kelompok gamelan binaan KBRI Buenos Aires yang anggotanya terdiri dari masyarakat Argentina. Mereka membawakan gending ‘Gugur Gunung’, ‘Subakastawa’, dan ‘Manyar Sewu’. Di awal acara, pemimpin kelompok, Sisjugo T. Siswojo beserta asistennya, Sebastian Núñez, memperkenalkan filosofi dan ragam instrumen gamelan kepada audiens.

Kehadiran Indonesia di dalam festival ini tidak berhenti sampai di sini saja. Mauro Scabuzzo, alumni Darmasiswa asal Argentina juga turut ambil bagian dengan berbagi pengalaman tinggal di Indonesia. Di sana, ia bercerita mengenai ragam budaya Indonesia yang tercermin dari tarian, musik, dan upacara yang berbeda-beda di setiap daerah. Ia menampilkan videonya saat berinteraksi dengan warga lokal, mengunjungi upacara pernikahan, serta ikut dalam acara kesenian.

Pertunjukan gamelan dan cerita alumni Darmasiswa juga mendapat antusiasme yang tinggi dari publik. Sudah lebih dari 250 orang telah menonton video yang tayang di portal berita Xiahpop.com. Jumlahnya akan terus bertambah karena portal berita Xiahpop.com dikunjungi ribuan orang setiap harinya.

Festival Budaya ‘Vive Asia’ adalah festival tahunan yang diadakan portal berita Xiahpop.com. Di tahun 2020, festival dilakukan secara daring karena adanya pandemi. Selama satu bulan penuh, festival ‘Vive Asia’ menampilkan pertunjukan dan diskusi budaya dari negara-negara Asia, seperti Indonesia, Korea, Jepang, Cina, dan India.

Festival ini diikuti oleh lebih dari 100.000 orang di jejaring media sosial Xiahpop.com. Tidak hanya di Argentina, festival juga menjangkau negara-negara Amerika Latin lainnya, seperti Paraguay, Uruguay, Chile, Peru, Ekuador, Kolombia, dan Meksiko. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *