SRI LANKA – Duta Besar RI untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing dan Menteri Industri Sri Lanka, Wimal Weerawansa, sepakat tingkatkan kerja sama industri kedua negara. “Hal tersebut mengemuka pada pertemuan kedua pejabat pada 23 Febuari 2022 di kantor Menteri Industri Sri Lanka” demikian disampaikan Heru Prayitno, Minister Counsellor kepada media.
Dubes Dewi dan Menteri Wimal membahas sektor-sektor yang dapat dikerjasamakan di bidang industri. Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam, industri olahan, barang setengah jadi dan barang hampir jadi, dibutuhkan Sri Lanka dalam mendukung industrinya. Hubungan yang komplementer ini membuat kerjasama Industri akan semakin saling menguntungkan bagi kedua negara. Kebutuhan Sri Lanka untuk produk konsumtif yang dapat dipenuhi oleh Indonesia, akan menjadi alternatif yang menguntungkan bagi Sri Lanka.
Dubes Dewi juga mengangkat isu mengenai perlunya segera dimulai perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia-Sri Lanka. Sebelumnya hal ini telah dibahas Dubes Dewi dengan Menteri Perdagangan Sri Lanka, Dubes Dewi juga meminta dukungan Menteri Wimal untuk kelancaran rencana ini. Menteri Wimal sepakat pentingnya PTA tersebut untuk mendukung industri Sri Lanka dan memberikan supportnya untuk rencana perundingan ini.
“Perundingan PTA nantinya akan membuka jalan bagi peningkatan hubungan kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara. Akan semakin banyak produk Indonesia yang dapat masuk ke pasar Sri Lanka, baik dalam bentuk barang proses maupun barang jadi, untuk dapat memenuhi kebutuhan domestik Sri Lanka serta untuk mendukung industrinya untuk tujuan domestik maupun ekspor” jelas Dubes Dewi.
Saat ini pemerintah Sri Lanka masih membatasi impornya karena keterbatasan valuta asing yang dimiliki. Dubes Dewi lebih lanjut meminta dukungan Menteri Wimal bagi kelancaran ekspor produk Indonesia ke Sri Lanka, termasuk untuk memasok industri Sri Lanka. “Saya juga sampaikan ke Menteri Wimal, saat ini kami sedang menghubungkan perusahaan pemasok aluminium dari Indonesia dengan perusahaan industri di Sri Lanka. Kedua pihak telah membahas secara teknis kebutuhan yang diperlukan dalam satu tahun ini, serta kebutuhan jangka menengah untuk tiga tahun” demikian dikatakan Dubes Dewi.
Lebih lanjut, kedua pejabat juga membahas kontrak tender yang dimenangkan oleh perusahaan Indonesia untuk pengadaan 39.000 M3 ton kopra ke Sri Lanka. Saat ini sedang diproses untuk sistem pembayarannya.
Dubes Dewi dan Menteri Wimal juga berkomitmen untuk menindaklanjuti pembahasan naskah awal MOU dibidang kerjasama perindustrian yang telah diterima dari Kementerian Perindustrian Indonesia. Hal ini akan dibahas lebih lanjut untuk mendapat kemajuan.
Pada akhir pertemuan, Menteri Wimal berharap adanya delegasi bisnis dari Indonesia ke Sri Lanka pada tahun ini. Menteri Wimal juga mengharapkan kunjungan Menteri Perindustrian RI ke Sri Lanka membalas kunjungan Menteri Wimal ke Jakarta pada tanggal 10-11 November 2021 ketika menghadiri Regional Conference on Industrial Development (RCID) ke-2, yang sekaligus digunakan untuk adakan pertemuan bilateral antara kedua Menteri. Nilai perdagangan Indonesia-Sri Lanka tahun 2021 tercatat sebesar USD 433,2 juta atau naik 48% dibandingkan tahun 2020. (gr)