Pariwisata berkelanjutan termasuk kawasan Kabupaten Kaimana yang sudah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata dunia
KAIMANA- Pariwisata berkelanjutan lebih diminati dunia dari pada pariwisata komvensional. Sebab, pariwisata berkelanjutan akan memberikan dampak kepada lingkungan, sosial budaya dan ekonomi masyarakat. Untuk itu, Indonesia saat ini sedang giat-giatnya menyiapkan sektor pariwisata dengan konsep pariwisata berkelanjutan termasuk kawasan Kabupaten Kaimana yang sudah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata dunia.
Demikian dikatakan MPA Capacity Building Coordinator CII Pusat, Anggriani, saat memberikan pelatihan dasar-dasar pengelolaan kawasan konservasi perairan bagi pewarta lokal dan pegiat konservasi Kabupaten Kaimana di Grand Papua Hotel, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, saat ini dunia tengah melakukan komitmen untuk membangun pariwisata berkelanjutan mulai dari hampir seluruh negara-negara di Eropa dan Amerika. Dikatakan, berdasarkan international union for coservation of nature, pariwisata berkelanjutan adalah perjalanan atau kunjungan ramah lingkungan ke kawasan alami, dalam rangka menghargai dan menikmati alam serta kebudayaannya baik pada masa silam maupun sekarang dengan tujuan untuk memajukan konservasi, dengan dampak pengunjung yang rendah dan memberikan manfaat sosio ekonomi bagi masyarakat lokal melalui keterlibatan aktif mereka.
“Jadi ada 8 point penting dalam membangun konsep pariwisata yang berkelanjutan yakni direncanakan dengan tujuan keuntungan, lingkungan dan masyarakat, umumnya direncanakan dari awal dengan melibatkan para pemangku kepentingan, berorientasi lokal, adanya kontrol oleh pihak lokal, fokus pada pengalaman bersifat edukatif, konservasi sumber daya alam adalah prioritas, apresiasi terhadap budaya lokal dan lebih banyak pendapatan tertahan pada masyarakat lokal,” katanya.
World Tourism Organization (WTO), lanjutnya, telah melakukan survey wisatawan Amerika, Inggris, Canada dan Prancis untuk memahami motivasi mereka dalam bepergian. didapatkan bahwa mereka lebih preferensi kepada pemandangan kehidupan liar di lingkungan alami seperti melihat jenis langka, mengunjungi masyarakat asli, arkeologi, kawasan terpencil serta tidak ramai dan pengamatan burung.
“Jadi sebenarnya mereka datang ke sini untuk mencari pengalaman baru, kawasan liar yang masih perawan (alami red). Banyak dari mereka melarikan diri dari kesamaan lingkungan wisata dan ingin merasakan keanekaragaman dan kekayaan budaya lokal. Oleh karena itu Kaimana harus siap dan tetap melestarikan apa yang telah dikaruniakan Tuhan,” bebernya. (***/gr)