DUTA BESAR Indonesia untuk Vatikan Antonius Agus Sriyono mengatakan bahwa dirinya akan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh pendahulu-pendahulunya terkait dengan diplomasi budaya, termasuk menyelesaikan proyek Museum Indonesia.
“Sebuah museum Indonesia yang menampilkan pluralisme dan kemajemukan budayanya sedang didirikan di Vatikan. Pendirian museum itu merupakan suatu bentuk diplomasi budaya dan merupakan kehormatan bagi Indonesia untuk menunjukan budaya pluralisme tidak hanya kepada Vatikan tetapi juga kepada dunia,” kata Agus Sriyono yang akan segera menggantikan Budiarman Bahar sebagai Dubes Indonesia untuk Vatikan.
Agus Sriyono mengungkapkan hal itu di Akademi Sekretaris St. Mary’s College, Jakarta, saat mengunjungi kelompok budaya, Mia Patria pimpinan L Putut Pudyantoro yang tahun ini akan mengadakan lawatan ke Eropa termasuk Vatikan. Tahun ini merupakan lawatan ke luar negeri keempat bagi Mia Patria.
“Vatikan adalah negara kecil yang besarnya hanya 34 ha. Tetapi tidak ada yang memungkiri, bahwa Vatikan adalah negara yang memiliki pengaruh paling besar kepada negara-negara di dunia. Membangun museum Indonesia di Vatikan merupakan langkah yang tepat terkait dengan diplomasi budaya, yang sekarang dilakukan Indonesia,” ujar Agus Sriyono.
Menurut Agus, pembangunan museum Indonesia di Tahta Suci itu diperkirakan akan selesai pada awal Oktober 2016. Dalam museum itu ada beberapa ikon Indonesia termasuk antara lain Borobudur.
Pertemuan dengan Mia Patria, demikian dijelaskan lebih lanjut, adalah kegiatan pertama yang dilakukannya setelah pelantikan, sebelum berangkat menunaikan tugas ke Vatikan.
Mia Patria, menurut pria asal Magelang itu, telah memresentasikan kemajemukan budaya di Indonesia ke luar negeri, Eropa dan Amerika Serikat. Perjalanan kelompok ini ke luar negeri dalam rangka titian budaya sudah dilakukan sejak 2010, dan ini menunjukkan komitmen Mia Patria sebagai duta budaya Indonesia meskipun tidak secara resmi.
“Saya hanya meneruskan apa yang telah dilakukan oleh pendahulu-pendahulu saya sebelumnya terkait dengan diplomasi budaya. Perjalanan Mia Patria berkeliling Eropa beberapa kali dan Amerika beberapa waktu lalu telah menunjukkan keseriusan kelompok ini dalam membawa kemajemukan budaya Indonesia,” ujarnya.
Agus Sriyono juga tengah merancang wisata religi ke Larantuka bagi peziarah yang datang ke Vatikan. Menurutnya, ada lima juta peziarah dunia yang datang ke Vatikan setiap tahunnya. Dengan usaha yang terpadu di antara para duta besar, diharapkan beberapa persen peziarah ke Vatikan akan melakukan perjalanan religius ke Larantuka dan ini jelas menumbuhkan ekonomi daerah tersebut.
Sementara itu, L Putut Pudyantoro menjelaskan bahwa Mia Patria terbentuk pada 26 November 2008. Lawatan ke luar negeri pertama dilakukan Mia Patria pada 2010 ketika Prapto Martosetomo menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Vatikan. Ketika pergantian pimpinan, Prapto Martosetomo kemudian memperkenalkan kelompok ini kepada penggantinya, Burdiaman Bahar. Dan kini Burdiaman pun juga memperkenalkan Mia Patria kepada Agus Sriyono. (gr)