Dibalik Tembok Bambu Harga Rp.12 Juta

DIBALIK TEMBOK BAMBU

Tittle DIBALIK TEMBOK BAMBU
Ukuran:  90 X 120 cm
Description Acrylic on Canvas
Peukis: Yan Harahap
Harga:  Rp.12.000.000
Kontak : 0812 822 90953 atau Anjungan Sumut TMII

“Daompung Boraspati ni Tano, hatubuan ni na malondut panjajaran ni na marandor, tano siantar matio, tano na marlampis-lampis tano na marlompi-lompi, tano si monang-monang, Sahata ma hamu dohot daompung naga-naga ni sombaon, na dao na jonok, na liat na lolo, sahata muse ma hutonggo, juluan ni huta, habonaron ni huta on dohot jungjungan ni huta on. Marsahata ma hamu dohot daompung Saniang Naga Laut, paraek sitio-tio, ompu raja hasahatan, Sahat gabe sahat mamora ma nampuna huta on, tubu anak, tubu boru di isi ni huta on. Dangka ni hariara pinangait-aithon, tubu boru unang panahit-nahiton”

Inilah doa (martonggo) yang telah dipanjatkan datu saat sebuah kampung baru didirikan, didalam doanya datu memohon kepada semua yang berkuasa dialam, yang jauh maupun yang dekat, demikian juga roh leluhur ditempat yang suci, kiranya sudi bersama-sama memberkati kampung yang akan didirikan supaya penghuninya makmur, sejahtera, aman dan sentosa, serta mempunyai banyak keturunan. Setelah seluruh upacara adat selesai, bersamaan dengan pemancangan tanda batas kampung (sintak rambu sinur) maka dibangunlah tembok atau benteng disebut topong ni huta. Bahan yang dipergunakan untuk membuat benteng terdiri dari tanah liat dan batu, diatas benteng ditanam dua jalur bambu yang berbeda jenisnya, jalur sebelah dalam ke perumahan ditanami bulu suraton yaitu bambu yang dapat ditulis, sebelah luar ditanami bulu duri yaitu bambu yang berduri. Kebanyakan kampung hanya mempunyai sebuah pintu atau gerbang (harbangan) sebagai jalan masuk dan keluar, gerbang hanya ditutup dengan pintu sorong. Sudah menjadi kebiasaan bahwa orang yang bertempat tinggal paling dekat dengan pintu gerbang diberi tugas mengawasi semua orang yang keluar-masuk kampung. Sebagai imbalan jerih payahnya, pada setiap pesta ia menerima upah berupa daging yang dibagikan sesuai dengan peraturan adat.

(Insprasi lukisan Batak Toba kehidupan dibalik tembok bambu – Dr.Ir. Bisuk Siahaan – Kempala foundation Jakarta,2005)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan