TAN TUALANG, Dede Sukendar, Sri Kemala, Bik Ijah pembantu rumah tangga Marissa,kalang-kabut mencari Marissa. Tan Sina Idris, masih terpulas di katil.
Tualang berteriak memanggil Tan Sina Idris agar bangun. Sekejap saja ia telah tiba di meja makan.
Dia sangat terkejut, emak yang sangat disayangnya hilang mendadak.
Dari Waknya dia tahu Marissa menghilang karena kecewa, ayahnya tak mendukung emaknya menentang kedekatan Bima dan Tuti.
Dengan hanya mandi alakadarnya, Tan Sina Idris keluar rumah. Tapi di muka pagar dia mendapat ide, bukankan ayahnya banyak memiliki akses di Bandara Soekarno Hatta?? Dia balik kanan menemui ayahnya memberikan idenya memperkecil kemana Marissa melepas deritanya.
Tualang mendapat informasi, penumpang perempuan bernama Marissa baru saja terbang dengan pesawat Garuda, tujuan Medan.
“Tan Sina cepat kau berangkat ke Medan, lacak emakmu di sana. Tanpa membantah sedikitpun Tan Sina Idris memenuhi perintah ayahnya.
Tan Sina Idris adalah anak kesayangan Marissa. Bima kesayangan Tualang.
Tan Sina dosen Pasca Sarjana Program Doctor Hukum di Universitas Sumatera Utara.
Tualang tak lupa memberikan uang tiket dan biaya lainnya pada Tan Sina.
Tan Sina menolak pemberian itu, dia kasihan pada Tualang yang sudah pensiun harus dibebani lagi hanya untuk tiket dan ongkos lain di Medan.
Pukul 14.00 Wib, pesawat Garuda yang ditumpangi Tan Sina mendarat mulus di Bandara Kualanamu.
Atoknya, pakcik ayahnya, Syamsuddin sudah menunggu di depan pintu keluar Bandara.
Mereka tanpa membuang waktu, dengan mobil Mat Kilau menyelusuri jalan raya yang basah, sepertinya hujan baru reda menuju Binjai.
Tan Sina menancap laju kenderaannya ke arah Binjai dan menyusur udara dingin menembus kabut ke arah Bohorok.
Mereka makan malam di Kuala, perut atoknya menggigit-gigit.
Sekejap saja mereka berada di kuala.
Cepat mereka menyusuri tikungan-tikungan tajam menuju kota Bohorok.
Mereka menyelusup ke sebuah rumah tua yang bersih.
Malam semakin membungkam mata Tan Sina.
Mereka menginap di rumah tersebut.
Apa yang mereka cari di rumah tua itu?
“Mencari jarum dalam jerami”, atok Syamsuddin tersenyum. (**)
Bohorok, 100221
tsi taura