Cerita Mini (2) ‘Kereta LELAWANGSA’

Pagi itu cuaca sangat buruk, mendung menghitam langit di atas kota Binjai.
Orang berlari-lari menuju stasiun keret api Binjai karena hujan mencurah lebat.
Petir sesekali memekik.

Husein, lelaki jangkung dan pendiam, sorot matanya sangat tajam bila berhadapan orang yang pertama kali dia kenal.
Dialah seorang penumpang kereta yang berangkat pukul 07.10 Wib.
Di sebelah kirinya duduk, Hamidah, guru di kota rambutan.
Mereka diam seakan berbicara dalam hati masing-masing, menerawang jauh.

Bacaan Lainnya

“Selalu berpergian dengan kereta ini”, tanya Hamidah.

Husein menoleh kekiri dan mereka saling melempar senyum
Dan Husein menjawab pelan, “
Ini pertama dan mbak?”
“Sering, bang.”
“Mbak mau kemana? Sepertinya mbak baru menangis?
“Entahlah, kemana kaki membawa berhenti bang.
Dan abang, mau ke mana?”
Belum sempat Husein menjawab, kereta telah tiba di stasiun besar.

Ketika turun, Husein memberikan kartu namanya pada Hamidah.
Di stasiun itu, Husein melihat tetesan air mata masih tergenang.
Husein pamit, “jika ada yang bisa saya bantu,katakan.”
Hamidah mengangguk,
“Sabar, tiap manusia punya masalah”.
Husein lenyap dari pandangan Hamidah
(***)

Binjai, Jan 2017.
Tsi taura

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *