“TIDAK ada masalah yang tidak terpecahkan”, itu adalah dawuh guru kami Syekh Achmad. Maksudnya ialah keyaqinan merupakan kunci utama dalam menyelesaikan masalah. Dan orang yang menjaga keyaqinan itu, harus selalu bersandar kepada Allah dan tetap berusaha istiqomah dalam kebaikan.
Dan bagi orang yang seperti itu maka tidak ada rasa takut maupun susah, karena ia selalu yaqin akan adanya pertolongan Allah dalam setiap permasalahan.
Dan hal tersebut bisa memperjelas keadaan pasang surutnya keimanan seseorang.
Sesuai dengan QS Al Ahqof ayat 13 :
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Terjemah Arti : Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.
Serta jangan sampai kita membatasi kemampuan kita, karena bisa menyebabkan kegagalan. Dan kegagalan itu adalah karena seseorang tidak yaqin dan mengukur (membatasi) kemampuannya sendiri.
Maka dari itu kita harus selalu optimis dan selalu berusaha menyelesaikan masalah, ibarat gembok tercipta pasti ada kuncinya. Demikian juga pada setiap masalah, pasti juga ada kunci pemecahannya.
Sehingga kita harus bisa mengalahkan hawa nafsu dengan bersegera menuju kepada Allah yang membawa kepada ketenangan. Sikap tenang itu sendiri sangat perlu ketika menghadapi masalah.
Ibarat karang pada lautan, ia tetap kokoh walaupun diterpa ombak, itulah gambaran orang orang yang beriman yang tetap kukuh walau masalah datang silih berganti.
Beda dengan buih pada lautan, yang selalu mengikuti kemana ombak pergi, gambaran orang yang tidak punya prinsip, sehingga larut dalam masalah.
QS Ar Ro’d Ayat 17 :
أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌۢ بِقَدَرِهَا فَٱحْتَمَلَ ٱلسَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا ۚ وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِى ٱلنَّارِ ٱبْتِغَآءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَٰعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهُۥ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْحَقَّ وَٱلْبَٰطِلَ ۚ فَأَمَّا ٱلزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَآءً ۖ وَأَمَّا مَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى ٱلْأَرْضِ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَالَ
Terjemah Arti : Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air pada lembah-lembah menurut ukurannya. Maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat. Ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil.
Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya. Adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap pada bumi.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.
Jadi, baiknya hadapi semua permasalahan yang ada dan selalu berusaha mencetak sejarah yang membuat orang mengenang selamanya. Serta jangan pernah menjadi pecundang yang tiada manfaat dan membuat orang melupakan kita.
(Atz)