MENYEBUT kota Bekasi, paling dingat adalah kota pahalwan, atau diera sekarang ini sebagai kota kaum urban. Bekasi, kota penyangga ibukota yang mungkin tak banyak orang yang tahu. Kota Bekasi berada dalam lingkungan megapolitan Jabodetabek dan menjadi kota besar keempat di Indonesia.

Saat ini Bekasi berkembang menjadi kawasan sentra industri dan kawasan tempat tinggal kaum urban. Selain itu, ternyata Bekasi juga banyak menyimpan misteri sejarah yang bahkan beberapa di antaranya masih menjadi penelitian bagi beberapa antropolog dan ahli sejarah. Kali ini saya ingin mengulas hal-hal yang saya ketahui tentang Bekasi.
Ternyata, di kota yang terus berkembang ini, ditemukan Situs Buni. Sebuah situs yang terbilang kuna. Para ahli bahkan memperkirakan peradaban di salah satu kabupaten Jawa Barat tersebut dimulai sejak sebelum masa Kerajaan Tarumanegara. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya situs sejarah yang disebut Situs Buni.
Situs Buni terletak di Kampung Buni Pasar Emas, Desa Buni Bhakti, Kecamatan Babelan, Bekasi. Menurut salah seorang arkeolog, pada zaman sebelum Masehi,tercatat ada 46 kerajaan kuno di tanah Pasundan. Salah satunya adalah Kerajaan Segara Pasir yang diperkirakan meninggalkan warisan sejarah di pusat kebudayaan Buni. Kerajaan tersebut lebih tua dibandingkan Kerajaan Tarumanegara yang berkuasa pada abad ke-4 hingga abad ke-7.
Segara Pasir memiliki pusat pemerintahan di pesisir utara Bekasi. Jika Kerajaan Tarumanegara berdiri karena pengaruh budaya Hindu dari India, Kerajaan Segara Pasir justru dipengaruhi oleh kebudayaan Mesir kuno. Hal ini dibuktikan dengan artefak-artefak yang ditemukan di Situs Buni. Situs bersejarah tersebut banyak menyimpan manik-manik bernuansa Egyptian.
Di Situs Buni juga ditemukan benda-benda arkeologi yang berasal dari zaman neolithikum, paleometalik, hingga masa kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat. Artefak zaman neolititikum memiliki ciri khas ukiran berupa anyaman keranjang dan duri ikan. Sedangkan tembikar yang berasal dari masa perundagian atau paleometalik memiliki bentuk yang lebih spesifik seperti cawan, periuk, kendi, tutup serta bandul jala, perhiasan, dan sebagainya.
Setelah diteliti, diketahui bahwa Situs Buni bukan merupakan situs sejarah kecil melainkan suatu kompleks kebudayaan yang cukup luas dengan cakupan sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Karena itulah Situs Buni juga disebut Kompleks Kebudayaan Buni. Berbagai temuan yang ada menunjukan bahwa pusat kebudayaan tersebut telah berkambang sejak tahun 2000 SM.
Hingga saat ini Situs Buni masih menjadi ‘surga’ bagi para arkeolog. Baik peneliti maupun masyarakat sekitar masih sering menemukan artefak baru berupa perhiasan, gerabah, senjata, hingga fosil. Peninggalan-peninggalan sejarah itu kini disimpan di Museum Nasional, Jurusan Arkeologi Universitas Indonesia, serta Pusat Arkeologi nasional.
Jika ingin berkunjung ke Situs Buni secara langsung, Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi. Dari Jakarta pilih rute menuju Bekasi lewat Tol Lingkar Luar Jakarta (lingkar timur). Selanjutnya belok kiri ke Jalan Akses Marunda. Ikuti jalan tersebut hingga Jalan Marunda Makmur. Di perempatan terakhir belok kanan ke Jalan Tanah Baru. Anda tinggal masuk ke Jalan Pasar Bojong Lama Taruma yang menuju Buni Bhakti. (berbagai sumber/gr)