JAKARTA – Festival Sastra Bengkulu (FSB) 2019 dengan nama ‘Bengkulu Writers Festival’ akan melibatkan 100 sastrawan dari Indonesia dan negara tetangga. Kurator telah menyelesaikan proses seleksi peserta lewat karya yakni puisi, cerpen, novel dan esai.
Seleksi karya dilakukan oleh kurator yang terdiri dari sastrawan nasional yakni Kurnia Effendi, Iyut Fitra dan Iwan Kurniawan.
“Ada 100 sastrawan terpilih untuk mengikuti BWF,” kata Ketua Bengkulu Writers Festival (BWF), Willy Ana, Jumat (16/8/2019).
Untuk kedua kalinya Festival Sastra Bengkulu (FSB) digelar. FSB 2019 akan digelar pada 13-15 September 2019 di Bengkulu.
Jika pada FSB 2018 lebih fokus dengan menghadirkan para penyair dalam dan luar negeri, kali ini festival meluaskan peserta dengan menghadirkan para penulis dan sastrawan nasional dan luar mancanegara.
Seperti penyair, penulis cerpen, novelis, dan esais. FSB-BWF didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan sejumlah sponsor, salah satunya Djarum Foundation.
Kegiatan ini diberi tajuk Bengkulu Writers Festival (BWF). Pendaftaran peserta sudah kami buka sejak awal Juli dan pengumuman peserta terpilih dilakukan secara bertahap sejak 15 Agustus. Pengumuman itu dapat disimak di mdia sosial dan blog resmi FSB-BWF di www.sastrabengkulu.xyz.
FSB-BWF 2019 mengetengahkan tema ‘Sastra, Tradisi dan Anak Muda’. Tema itu dipilih untuk memberi ruang seluas-luasnya kepada anak muda untuk menulis dan mengapresiasi sastra. Tema itu juga memperkuat pesan agar anak muda tidak melupakan tradisi dan budayanya.
“Maka itu, karya sastra, anak muda dan tradisi adalah hal tak terpisahkan,” ujar Iwan Kurniawan, putra Bengkulu yang menjadi kurator sekaligus panitia pengarah acara ini.
Kegiatan ini dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama ditujukan untuk peserta sastrawan dan penulis nasional dan luar negeri. Kelompok kedua ditujukan bagi para para pelajar dan mahasiswa Bengkulu yang berusia maksimal 25 tahun.
Iyut Fitra, salah satu kurator acara ini, mengatakan kurasi akan dilakukan dengan ketat.
“Kami menemukan banyak karya anak muda yang potensial. Sejumlah nama penulis itu belum terdengar, namun karyanya mengejutkan, ” ujar Iyut, penyair nasional yang telah menerbitkan sejumlah buku puisi.
Hal serupa dikatakan Kurnia Effendi. “Saya kira Festival Sastra Bengkulu akan melahirkan banyak penulis muda,” ujar Kurnia yang belum lama mengikuti residensi sastra di Belanda.
Festival Sastra Bengkulu pertama pada 2018 dianggap sukses oleh berbagai pihak. Para sastrawan yang hadir ke Bengkulu pada FSB 2018 memberi apresiasi, bukan hanya kepada panitia juga kepada Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah beserta jajarannya di Pemerintah Provinsi Bengkulu, yang memberi dukungan maksimal kegiatan itu.
Peserta juga memberi apresiasi kepada Bupati Kepahiyang Hidayatullah Sahid, yang menjadi tuan rumah penutupan FSB 2018.
“Kali ini kami sedang menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Kota Bengkulu. Kami ingin mengangkat potensi lokal Kota Bengkulu. Kami berharap Bapak Wali Kota bisa ikut mendukung kegiatan ini,” kata Ana. (**/red)