Paris, 29 Juni 2021 — Mengakhiri semester genap tahun akademik 2020/2021, Asosiasi Mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia Institut National Des Langues et Civilisations Orientales (Inalco) menggelar pemutaran film pendek tentang kehidupan di Yogyakarta. Pemutaran film pendek ini dilaksanakan dalam rangka mendekatkan mahasiswa Inalco kepada budaya Indonesia dan memberikan sarana untuk memperlancar kemahiran berbahasa Indonesia.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Paris, Warsito menyampaikan apresiasi kepada para mahasiswa yang tergabung ke dalam asosiasi mahasiswa program studi (prodi) Bahasa Indonesia atas pemutaran film pendek tentang kehidupan di Yogyakarta. Warsito berharap komunikasi yang baik antar sesama mahasiswa dapat terjalin dengan baik pada Prodi Bahasa Indonesia.
“Dengan komunikasi yang baik, tentunya akan membantu kelancaran dalam kemahiran berbahasa Indonesia,” ujar Warsito di Paris, pada Selasa (29/6). Warsito menambahkan, “Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris selalu siap mendukung kegiatan mahasiswa dalam berbagai kegiatan promosi budaya dan juga penguatan kemampuan penggunaan bahasa Indonesia.”
Film pendek berdurasi 30 menit berjudul “Gado-Gado” ini menceritakan tentang realitas kehidupan di Yogyakarta yang memuat kisah unik hal mistis remaja, objek wisata, dan perbincangan luwes tentang perjalanan malam hari dua orang sahabat. Kisah film tersebut diakhiri dengan tampilan pemandangan indahnya matahari terbit dibalik Candi Borobudur.
Menonton bareng film pendek karya mahasiswa Inalco, Renaud Hauray dan Frederic Vivet digelar di ruang auditorium Inalco pada pukul 18.00 waktu setempat. Pada kesempatan ini, turut hadir dosen Bahasa Indonesia Inalco, Prof. Jerome Samuel serta 75 mahasiswa dan dosen Inalco dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Menonton bareng film pendek pun berakhir pada pukul 21.00 waktu setempat, ditutup dengan santap malam makanan khas Indonesia. “Kami sangat mengapresiasi film karya Frederic ini. Walaupun berdurasi 30 menit, film ini membawa jiwa kita selayaknya di Yogyakarta,” ucap Jerome Samuel.
Sebagai informasi, Inalco merupakan Perguruan Tinggi Negeri tertua di Prancis yang menyelenggarakan pembelajaran Bahasa dan Peradaban Oriental sejak tahun 1795. Bahasa Indonesia dan Malaysia diajarkan di Inalco sejak tahun 1841, di mana pada saat itu Inalco masih bernama Langues O’. Saat ini, setiap tahun ajaran baru, sebanyak 25 hingga 40 mahasiswa Inalco mengambil pilihan Program Studi Bahasa Indonesia – Malaysia. ( ima )