44 Judul Relief dan Patung Karya Purjito dipamerkan

Patung Karya Purjito - Ibu Bumi - Fiberglass, 450x170x123cm (GNI)

SEDIKITNYA 44 judul karya relief dan patung dengan bahan perunggu, aluminium, dan fiber hasil olah artistik Purjito dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia (GNI). Kegiatan dengan tanjuk ‘Memorandum’ dilaksanakan mulai 22 Desember 2015 – 8 Januari 2016, di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, Gambir, Jakarta Pusat.

Patung Karya Purjito - Ibu Bumi - Fiberglass, 450x170x123cm (GNI)
Patung Karya Purjito – Ibu Bumi – Fiberglass, 450x170x123cm (GNI)

‘Memorandum’ merupakan moment penting karena menjadi pengukuhan cara dan jalan hidup seorang Purjito dalam merawat kearifan, semangat, dan ketajaman batin agar peka terhadap berbagai persoalan kehidupan.

Bacaan Lainnya

Dalam tulisan kuratorialnya, Suwarno Wisetrotomo (Kurator) mengungkap, penjelasan ‘siapa’, ‘mengapa’, ‘bagaimana Purjito menjadi penting’, untuk modal memahami karya-karyanya selama ini, termasuk dalam pameran tunggalnya kali ini, Memorandum. Purjito menjadikan ruang pamer sebagai ruang pertemuan imajiner bagi para pemimpin dunia.

Ia memvisualkan dalam patung figur-figur para pemimpin negara Indonesia seperti Soekarno, Gus Dur, Soeharto, BJ Habibie dan Ainun Habibie, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudhoyono, serta Joko Widodo. Selain itu dihadirkan pula sosok para pemimpin mancanegara seperti Barack Obama, Margaret Teatcher, dan Yaser Arafat.

“Mereka, sejumlah sosok figur tersebut, adalah para pemimpin dan inspirator di segala ruang, lini, dan level; guru, kyai, ustad, teknokrat, ekonom, sosiolog, seniman, atau presiden. Dari merekalah, setiap generasi di negeri ini terus bisa belajar banyak hal, misalnya bagaimana mereka membangun dan mewujudkan impiannya, kehidupan pribadi, aktivitas kemasyarakatan, sosial, politik, ekonomi, dan bagaimana mereka sampai pada pencapaian tugas sejarah seperti itu,” papar Suwarno. Hal tersebut berjangkar pada sosok, kehadiran, dan peran “Ibu”, baik dalam pengertian nyata sebagai ibu yang melahirkan anak-anaknya, maupun sebagai kiasan untuk menggambarkan sumber kehidupan (misalnya disebut sebagai ibu bumi, ibu kehidupan, ibu pertiwi tempat siapapun tinggal dan menyerap kehidupan) yang seringkali diabaikan.

Purjito

Purjito dikenal sebagai seorang pematung kelahiran 14 Juli 1961, di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ia menjadi pematung yang memiliki kemampuan teknik dan bentuk realistik di atas rata-rata, memiliki gairah besar dalam berkarya, sekaligus bertumpu pada ketajaman batin.

Purjito, adalah orang Jawa yang dekat dengan gaya hidup penuh laku, peka membaca tanda-tanda (antara lain lewat mimpi-mimpi dalam tidur yang dia anggap sebagai perlambangan atau isyarat), lewat bacaan-bacaan dan ajaran dalam wayang kulit purwa dengan cerita-cerita yang dramatik penuh tantangan. Latar budaya semacam itulah yang membentuk habitus seorang Purjito; yang menjadi sumber penggerak tindakan kreatifnya, pemikiran-pemikirannya, dan representasinya.

Dalam rentang waktu 27 tahun, Purjito telah menggelar lima pameran tunggal. Diantaranya Pameran Tugas Akhir di ISI Yogyakarta (1988); “Mentari Kecil” di Galeri 678, Kemang, Jakarta (2007); “Mandala Cakra” di FSRD ITB (2009); “Sembah” di Taman Budaya Yogyakarta (2014); dan “Memorandum” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2015). (gardo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan