KELOMPOK pemerhati seni dan budaya Nusantara, Abisatya Sarasati, bekerja sama dengan Sanggar Tari Padnacwara akan menggelar pertunjukan Opera Jawa Klasik dengan judul “Kidung Dandaka†pada 22 dan 23 April 2016 di Gedung Kesenian Jakarta. Kisanya diadaptasi dari cerita Ramayana yang disadur dari buku Anak Bajang Menggiring Angin karya Romo Sindhunata.
Panggelaran ini merupakan karya tiga maestro tari seperti Retno Maruti, Sulistyo Tirtokusumo, dan Sentot Sudiharto. Dalam pementasan turut dilibatkan para penari dari Institut Seni Indonesia Solo, ISI Yogyakarta, Institut Kesenian Jakarta, dan Sanggar Padneçwara.
Pementasan opera bertepatan dengan hari jadi ke-40 tahun Padneçwara. Sebagai wujud apresiasi terhadap seni tari tradisi Indonesia, pergelaran opera jawa klasik “Kidung Dandaka†menjadi persembahan untuk melestarikan seni tari Jawa klasik. Abisatya Sarasati berharap Pentas ini dapat menjadi tontonan masyarakat masa kini yang bukan saja memikat, namun mampu menggerakkan hati para penontonnya untuk mengambil bagian dalam menjaga seni tradisional Indonesia. “Kidung Dandaka†berkisah tentang Rama dan Sinta yang harus menjalani pembuangan di hutan selama 13 tahun, semua berawal dari kemenangan Rama dalam sayembara Mantili yang membawanya pada kesengsaraan.
Cobaan dan penderitaan terus datang pada Rama sampai ia harus berpisah dengan Sinta. Cinta Rama dan Sinta dipercaya sebagaian kalangan menjadi perlambang persatuan sejati, cinta yang bisa melebur dosa-dosa manusia. Untuk itulah Sinta rela menderita demi kesetiannya pada Rama. Sinta telah berbuat segalagalanya, karena ia percaya dari penderitaannya, suaminya akan mendapat kemuliaan. Ia pun dengan tegar akan terjun ke dalam api yang hendak menguji kesuciannya. Ia tidak ingin membuktikan kesuciannya itu karena ia merasa tidak pernah menodai kesucian itu. Ia hanya ingin menunjukkan betapa bakti dan cintanya terhadap satria Ayodya yang dimuliakannya.
Pergelaran opera jawa klasik “Kidung Dandaka†juga menjadi sebuah bentuk kepedulian dan kesungguhan hati untuk menjaga warisan budaya bangsa serta mengajak masyarakat, bersama-sama mempertahankan dan melestarikan keutuhan kebudayaan tradisi Nusantara agar tidak hilang ditelan perubahan jaman,†ujar Andang W Gunawan selaku Produser Eksekutif. Andang berharap pertujukan tari ini bisa menghidupkan kembali minat remaja akan tarian tradisional yang mulai ditinggalkan dan kini saatnya mereka bangga akan warisan budaya leluhur bangsa Indonesia. Pementasan opera jawa klasik ini merupakan salah satu bagian dari program pemerintah untuk melestarikan dan mempromosikan budaya Nusantara. (gr)