PERUPA aliran abstrak dari lima kota besar yang ada di Indonesia menggelar pameran bersama dengan tema ‘Soulscape in Progress #3’ di Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar.
Pameran bagi 26 perupa ini direncanakan akan digelar selama 6 hari. “Pameran lintas generasi itu akan berlangsung selama enam hari,” tegas Panitia Dedi Yuniarto di Denpasar, Kamis (05/11/2015)
Ia mengatakan, puluhan seniman yang akan memajangkan karya seninya itu berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Jambi dan tuan rumah Bali. Pameran tersebut akan dibuka Moetaryanto AO, seorang pecinta seni pada Jumat malam (6/11/2015).
‘Soulscape in Progress #3’ merupakan sebuah kegiatan pameran “road show” seni abstrak oleh seniman lintas generasi yang dimotori oleh sekelompok seniman asal Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai “Soulscape”.
Kegiatan sebelumnya pernah digelar di NalaRRoepa Ruang Seni (Yogyakarta) dan Galeri Nasional Indonesia (Jakarta). Dedi Yuniarto menjelaskan, dalam pameran bersama kali ini menampilkan karya-karya abstrak konvensional (lukis), seni instalasi dan video art.
“Embrio Soulscape hadir sejak diproklamasikannya Manifesto Abstrak Jakarta (MAJ) pada tanggal 17 Juni 2005 di ruang pamer Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta oleh para pelukis abstrak Jakarta, dan beberapa praktisi hukum pecinta seni seperti Abdul Rahman Saleh, pejabat Jaksa Agung waktu itu,” ujar Dedi Yuniarto.
Sejak saat itu kemudian bergulir menggelar pameran abstrak setiap tahunnya di berbagai kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Malang dan Ubud (Bali) dengan mengikutsertakan seniman setempat.
Gagasan dasar pameran adalah “pemandangan-jiwa” (soulscape) yang tentunya sangat bertolak belakang dengan pemandangan alam (landscape) atau pemandangan laut ataupun lainnya yang mengangkat sesuatu yang kasat mata, materi yang ada di alam, yang secara visual dapat dilihat atau dirasakan dengan panca indera.
“Soulscape lebih bermuara pada hati nurani, perasaan yang paling mendalam,” tuturnya. (gr)