SERGAI – Hujan yang berkepanjangan di bagian hulu (wilayah Simalungun) , berdampak empat Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) terendam banjir, Selasa (15/11).
Data yang berhasil diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sergai tercatat, sebanyak 2440 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir.
Demikian dikatakan oleh Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sergai, Frits Ueki Prapanca Damanik yang akrab disapa Eki Damanik, melalui selular,Selasa (15/11/2022) malam mengatakan, ribuan rumah warga yang ada di empat kecamatan di Kabupaten Sergai terendam banjir.
Empat kecamatan yang terendam banjir yaitu, Kecamatan Dolok Masihul 879 KK, Kecamatan Tebing Tinggi 213 KK, Kecamatan Sipispis 34 KK dan Kecamatan Sei Rampah 1.314 KK.
“Dari data kami, jumlah rumah warga yang terdampak banjir di Kabupaten Sergai mencapai 2440 KK,” jelas Eki Damanik.
Eki menyebutkan, penyebab banjir yang merendam ribuan rumah warga, dikarenakan hujan deras dengan durasi yang lama pada hari Senin 14 November 2022. Sehingga tanggul Sungai Meriah Padang di Tebing Tinggi jebol.
Selain itu, lanjutnya, air kiriman dari wilayah hulu ke Kabupaten Sergai juga menjadi penyebabnya. “Jadi, karena ada air kiriman dari hulu, sehingga Sungai Bedagai tidak mampu menampung air dan meluap ke pemukiman warga,” ujarnya.
Mantan pejabat BPBD Kabupaten Simalungun menambahkan, saat ini pihaknya telah melakukan upaya menurunkan perahu untuk mobilisasi atau evakuasi warga, serta mendirikan tenda posko di beberapa lokasi banjir.
“Kita juga telah melakukan pendataan warga terdampak banjir, kemudian juga menghimbau kepada warga untuk waspada terhadap kemungkinan naiknya ketinggian air banjir. Setiap enam jam, kita terus memantau perkembangan air yang berada di sungai Belutu, dengan personel BPBD yang tetap berada di lokasi”, tandas Eki Damanik.
Lokasi yang setiap tahunnya yang “langganan” diterjang banjir, yakni di Desa Seirampah kecamatan Seirampah.
Pantauan awak media ini dilokasi, sekolah SMK Negeri I SR dan Yayasan Kartini Utama untuk sementara aktifitas belajar mengajar diliburkan.
Hal ini disebabkan, ketinggian air yang berada di lokasi dijalan mencapai setengah meter. Bahkan ruangan kelas juga terendam air yang berwarna kuning berlumput.
Sementara, jalan provinsi yang menghubungkan Simpang Bedagai di Sri rampah, menuju kecamatan Tanjung Beringin nyaris sepanjang satu kilometer tergenang air setinggi lutut orang dewasa.
Belum lagi akibat terendam air, aspal jalan banyak yang berlubang disana sini sehingga banyak pengendara mobil dan sepeda motor berjatuhan, akibat terperosok kejalan yang berlobang tapi tak dapat dilihat akibat air macam lautan.
Hal inilah jika banjir, warga setempat mengambil inisiatif untuk menjadi jasa penunjuk jalan, dan ini diorganisir oleh Kepala Dusun VII Kampung Pala baik siang atau malam. (Eb).
Foto :
Jalan Simpang Bedagai menuju Tanjung Beringin, status jalan propinsi yang berlobang akibat setiap tahun terendam air.