SERGAI – Terkait isu sawah yang tercemar akibat limbah pabrik PT Aquafarm Nusantara (RSI), yang terletak di Desa Naga Kisar Kecamatan Pantai Cermin – Sergai ternyata hal tersebut hoaks.
“Sampai saat ini belum ada warga atau Kepala Dusun yang melapor kalau ada persawahan yang tercemar limbah dari PT Aquafarm (Rega Springs Indonesia),” kata Kepala Desa Naga Kisar, Mhd.Ahmad ketika dikonfirmasi melalui selular setelah didatangi di kator desa tetapi lagi ke kantor Camat Pantai Cermin, Rabu (10/8/2022).
Kalau ketiadaan air untuk sawah, kata Ahmad hal ini nggak heran lagi. Apalagi tali air jauh dari areal sawah yang berada disekitar pabrik. Warga sudah beberapakali dibantu perusahaan untuk mengairi sawah dengan pipa, tetapi karena gak mungkin setiap waktu diawasi oleh perusahaan maka waktu yang tertentu saja diminta bantuan.
“Nah, selama beberapa tahun ini warga berharap air dari limbah pengolahan pabrik tapi tak ada masalah. Kok sekarang ini bermasalah ?Seharusnya sudah ada laporan kepada kami aparat desa, tapi ini belum ada. Inilah sifat manusia bang, harusnya kita berfikir dan bertindak sesuai etika dan aturan dan jangan karena emosi,” pungkas Kades yang sejak menjadi Sekretaris Desa sudah mengetahui kondisi Desa Naga Kisar.
Hal senada jug diungkapkan oleh Syahmat (62) warga Dusun VII Desa Naga Kisar kecamatan Pantai Cermin – Sergai.
“Kalau air limbah mencemari persawahan, pertamakali yang marah adalah saya. Memang, luas sawahku cuma empat Rante dan persis di samping parit pembuangan air limbah dari pengolahan ikan pabrik PT Aquafarm (RSI). Tapi sejak aku lahir 62 tahun yang lalu, dan berdirinya pabrik ini ada sekitar puluhan hektar sawah disini mengandalkan air limbah ini, tapi lihatlah dimana air yang mencemari sawah?” papar Syahmat (62) warga Dusun VII Desa Naga Kisar keca matan Pantai Cermin – Sergai, sembari menunjukkan padi disawahnya yang berada di lingkungan pabrik PT. AN (RSI) di Desa Naga Kisar kecamatan Pantai Cermin.
Selanjutnya Syahmat menjelaskan, kalau padi yang ditanaminya ini hanya dipupuk dengan pupuk buah saja.
“Untuk apa pakai pupuk lain. Karena air dari limbah ini cukup menyuburkan tanaman padi kami. Lihat daun-daun padinya, hijaunya cukup tua bahkan nyaris menghitam. Disana juga lihat, padi yang sudah meratak (keluar) cukup bagus dan kalau tercemar limbah pasti sudah mati lah,” jelas Syahmat yang heran dengan isu-isu yang berkembang terakhir ini.
Syahmat juga menjelaskan, sekitar beberapa tahun yang lalu, memang ada piaa di bawah tanah yang bocor, akibat berkarat.
“Pihak perusahaan langsung membe ritahu kami,dan untuk itu ditanggung jawabi oleh perusahaan. Kalau ini tak tahulah,berita dari mana itu dan dimana sawah yang kena limbah dan kalau disini,kalian tengoklah tak ada”,tandasnya.(Eb)
Foto: Syahmat ketika menunjukkan lokasi sawahnya yang cukup baik. (Eb)