Hidup Yang Bahagia, (3), Novel by Ayub Hamzah

Sejak itu Yacob pun diam. Dia seperti tak berselera lagi untuk membantah. Karena apa juga yang harus dibantah. Toh mereka mengelola web pemberitaan itu sudah tak digaji lagi.

“Aku cuma heran. Bagaimana sudah tak digaji tapi dipecat. Kan lebih bagus kalau aku masih ikut bantu-bantu upload berita walaupun hanya 5 sehari, ” ujarku saat bercerita pada Nia istriku.

“Ya Bapak dibuang si Yanto dari posisi editor, ” kata Yacob saat Nia bertanya apa yang terjadi sebenarnya.

“Jadi berita yang sifatnya kerjasama bagaimana? ” tanya Nia.

“Itulah yang aku bingung. Kata dia, dia yang mengisi, ” jawabku cemas.

Yacob juga sudah berusaha meminta tolong Bambang agar mengapload konten dari Pemko. Tapi Bambang menolak.

“Ah enggak lah. Tarok di grup saja. Biar sama-sama kami uploadnya. Aku juga sudah pening mikirin hidup ini, ” ujarnya.

Yah sejak negeri ini dilanda pandemi Corona, hidup rakyat tak menentu. Sulit sekali mencari rezeki.

Pos terkait