85 Persen Hotel Dipesan Acara GMT

Foto ilustrasi: Kota Balikpapan (ist)

WILAYAH Kalimantan Timur yang dilewati Gerhana Matahari Total (GMT) rupanya sudah diantisipasi oleh para pelaku industri pariwisata. Menpar Arief Yahya menyebut, langkah itu sangat strategis untuk menjadikan fenomena alam yang hanya terjadi 350 tahun itu menjadi aktivitas yang bisa menghasilkan “devisa” bagi pelaku usaha pariwisata.

Foto ilustrasi: Kota Balikpapan (ist)
Foto ilustrasi: Kota Balikpapan (ist)

“Ada 12 provinsi yang dilewati melalui darat. Kaltim salah satunya, selain Maltara, Sulteng, Sulbar, Kalbar, Kalteng, Kalsel, Jambi, Bengkulu, Sumbar, dan Sumsel. Ada banyak events dan ativitas yang dilakukan di daerah, sebagai penguat atraksi menjelang dan pasca GMT yang bisa dinikmati. Sehingga tidak rugi kalau melihat GMT langsung di 12 provinsi itu,” jelas Menpar Arief Yahya.

Bacaan Lainnya

GMT ini kejadian alam yang sarat edukasi, penuh dengan ilmu pengetahuan, yang bisa dijadikan sarana pelajaran alam yang baik. Tidak mudah membayangkan ilmu gerhana kepada anak-anak. “Dan ini adalah kenyataan yang konkret untuk mengajarkan fenomena alam kepada anak-anak,” jelas Menpar.

Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak pun langsung memimpin jajarannya untuk menangkap peluang dibsektor pariwisata. Awang mengakui, bersama Kementerian Pariwisata, pihaknya memang menjual fenomena langka ini sebagai agenda wisata yang khas dan penuh edukasi. Awang juga menyebutkan, antusias dan animo masyarakat sangat tinggi untuk menyaksikan fenomena ini.

“Sampai dengan minggu kedua Januari, angka pesanan kamar atau tingkat hunian di sekitar tanggal 6-9 Maret 2016 sudah terisi sampai 85 persen. Angka itu didapat dari 75 hotel atau 5.300-an kamar yang ada. Alhamdulillah, pihak asosiasi travel juga mengemas fenomena gerhana matahari total ini dalam paket wisata mereka ke Kalimantan, bukan hanya Balikpapan,” terang Awang yang didampingi Kepala Disporabudpar Kota Balikpapan, Oemy Facesly di Balikpapan, Senin (15/2/2016).

Oemy ikut buka suara soal ini. Menurutnya, Balikpapan adalah kota yang sangat strategis sebagai gerbang Kalimantan Timur dengan berbagai sarana dan fasilitas kotanya yang sangat memadai. “Kita lebih mudah dijangkau dengan sarana bandara internasional terbaik. Hotel dan akomodasi kita juga sangat representatif. Apalagi kita juga siapkan sejumlah even pendukung dengan pusat kegiatan di dua lokasi, yakni Pantai Manggar dan Pantai Banua Patra,” tambahnya.

Disporabudpar Balikpapan berencana menggelar pesta wisata pada 9 Maret 2016. Ada pesta laut dan lomba perahu naga yang sudah disiapkan. Selain itu, juga akan digelar kegiatan seminar dan studi astronomi yang melibatkan seluruh pelajar di Kota Balikpapan, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Balikpapan.

“Nanti kami dari Observatorium Bosscha juga akan datang ke Balikpapan sebelum hari H gerhana untuk berbagi ilmu tentang astronomi, tips dan teknik pengamatan gerhana, dan lain-lain,” tambahnya.

Di Balikpapan rangkaian GMT akan berlangsung selama 1 menit 9 detik. Dengan urutan fase P1 mulai pukul 07.25 Wita, P2 (gerhana total) 08.33 Wita, dan fase P3 (berakhirnya gerhana) pada 09.53 Wita. Mengenai teknik dan persiapan menikmati gerhana matahari total yang aman, Oemy akan bekerjasama dengan observatorium. Pihaknya akan melakukan edukasi kepada seluruh masyarakat melibatkan instansi terkait. “Misalnya terkait penggunaan kacamata gerhana atau menggunakan peralatan yang lain. Hal teknis ini nanti akan kita edukasi kepada masyarakat,” jelas Oemy.

Gelegar penyambutan GMT diyakini bakal terdengar nyaring. Maklum, agenda kreatif lainnya juga disiapkan. Ada lomba fotografi dan video yang mengabadikan fenomena gerhana matahari total di yang akan digelar di Balikpapan. “Nanti kita akan gandeng televisi lokal dan surat kabar lokal untuk lomba ini. Prinsipnya kami mendukung adanya lomba ini. Foto pemenang akan diterbitkan di Koran lokal, sementara video bisa ditayangkan di televisi lokal,” terang Oemy penuh antusias.

Ada dua titik lokasi yang disiapkan untuk menyambut fenomena langka itu. Pertama, Pantai Manggar. Dari paparan Oemy,ini merupakan titik yang ideal. Luas pantainya mencapai 13.000 m2. Air lautnya jernih.

Pasirnya putih yang dipercantik dengan rentetan pohon pinus di pinggirnya. “Sangat nyaman bagi mereka yang ingin berlayar maupun volley pantai. Titik lainnya adalah Lapangan Merdeka. Komplek lapangan ini hanya berjarak sekitar 50 meter dari pantai dan memiliki luas total 6 hektare. Sebelum menyambut GMT, Lapangan Merdeka kerap digunakan untuk pertunjukan musik akustik, teater, melukis, grafiti, hingga membuat film pendek. Kita akan adakan dua tempat untuk menyambut fenomena gerhana matahari total. Untuk di Pantai Manggar kami akan adakan pesta laut, sedangkan di Lapangan Merdeka kami bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk pengerahan massa siswa pelajar sekalian di sana belajar Astronomi,” kata Oemy.

Selain itu, akan dilaksanakan juga bazar, kuliner dan pertunjukan di Lapangan Merdeka. Ini kesempatan bagus untuk menarik wisatawan dan mempromosikan pariwisata Balikpapan.

“Kita akan menarik wisatawan sebanyak-banyaknya karena ini momen langka, sangat bagus sekali,” kata Oemy.

GMT pernah terjadi di Indonesia pada 11 Juni 1983. Kali ini GMT akan melintasi beberapa daerah termasuk Balikpapan. Tepat pada 9 Maret 2016, sejumlah kota yang akan dilintasi oleh GMT adalah Palembang, Belitung, Bangka, Sampit, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Poso, dan Luwuk. (aza/gr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan